Laman

23/11/11

Islam & Kesehatan

1. Perintah shalat disebut dalam al-Qur’an 17 kali 12 perintah dalam Al-Quran lafaz "Aqiimush-shalata" 5 perintah shalat dengan lafaz "Aqimish-shalata", sedangkan perintah makan disebut 48 kali

2. Thaharah menjadi syarat ibadah

لا صلاة لمن لا وضوء له

Dalam wudhu’ diperintahkan membersihkan bagian anggota tubuh yang sering terkena kotoran, keringat dan debu, seperti wajah, mulut dan hidung, kedua tangan, kedua kaki, kedua telinga dan menyapu kepala.

Allah berfirman:

يَاأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا إِذَا قُمْتُمْ إِلَى الصَّلاةِ فَاغْسِلُوا وُجُوهَكُمْ وَأَيْدِيَكُمْ إِلَى الْمَرَافِقِ وَامْسَحُوا بِرُءُوسِكُمْ وَأَرْجُلَكُمْ إِلَى الْكَعْبَيْنِ وَإِنْ كُنْتُمْ جُنُبًا فَاطَّهَّرُوا...

“Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu hendak shalat maka basuhlah mukamu dan tanganmu sampai siku. Lalu usaplah kepalamu dan (basuhlah) kakimu sampai dengan dua mata kaki. Dan jika kamu junub, maka mandilah…” (Q.S. Al Maidah: 6)

3. Salah satu tolak ukur keimanan seseorang adalah adalah kebersihan

Rasulullah SAW bersabda: الطَّهُوْرُ شَطْرُ اْلإِيمَانِ
“Kebersihan adalah sebagian dari iman (yakni separuhnya)” (HR. Muslim dari Abu Malik al Asy’ari)

4. Allah mencintai orang mu’min yang kuat

5. Allah menyanjung orang yang senantiasa membersihkan diri menjaga kebersihan lingkungan

إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ التَّوَّابِينَ وَيُحِبُّ الْمُتَطَهِّرِينَ (٢٢٢)

Allah SWT berfirman: “…Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertaubat dan menyukai orang-orang yang menyucikan diri”. (Q.S. Al Baqarah: 222)

Jika tobat menghasilkan kesehatan mental,
maka kebersihan lahiriah menghasilkan kesehatan fisik.

Ukuran kebersihan lahir sangat ditentukan dengan kesehatan mental. Hal ini membantah ungkapan

Seorang pujangga Romawi, Decimus Iunius Iuvenalis, yaitu Satire X, menyebutkan :

Mens sana in corpore sano

“Di dalam tubuh yang kuat terdapat jiwa yang sehat”,

Harusnya :

in corporesano mens sana

“Di dalam jiwa yg sehat terdapat tubuh yang kuat”

Dan wahyu kedua yang diterima Rasulullah SAW adalah:

... وَثِيَابَكَ فَطَهِّرْ … وَالرُّجْزَ فَاهْجُرْ

“Dan pakaianmu bersihkanlah. Dan perbuatan dosa tinggalkanlah.” (Q.S. Al Muddatsir: 4-5)

Perintah dalam ayat ini berbarengan dengan perintah menyampaikan ajaran agama dan membesarkan nama Allah SWT.

Rasulullah SAW bersabda:

إِنَّ اللهَ جَمِيْلٌ يُحِبُّ الجَمَالَ، طَيِّبٌ يُحِبُّ الطَّيِّبَ، نَظِيْفٌ يُحِبُّ النَّظَافَةَ فَنَظِّفُوْا أَفْنِيَتِكُمْ وَلاَ تَشَبَّهُوْا بِاليَهُوْدِ

“Sesungguhnya Allah itu indah dan menyukai keindahan, baik dan menyukai kebaikan, dan bersih serta menyukai kebersihan. Oleh karena itu, bersihkanlah halaman rumah kalian, dan janganlah kalian menyerupaii Yahudi.” (H.R. Tirmidzi)

Dalam ilmu kesehatan ditekankan untuk menjaga diri dan menolak suatu penyakit, dengan mengutamakan kebersihan dalam segala hal.

Agama Islam menyadarkan umat tentang kebersihan badan dan kulit, serta juga kebersihan dan kesucian dalam lima hal, yakni ;

1. Kebersihan dan kesucian rumah dan pekarangan serta lingkungan sekitar,

2. Kebersihan dan kesucian badan,

3. Kebersihan dan kesucian pakaian,

4. Kebersihan dan kesucian makanan, dan

5. Kebersihan serta kesucian jiwa dan raga.

6. Rasul memberikan uswah hasanah dalam hal kesehatan

7. Azab kubur menjadi ancaman

مَرَّ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِقَبْرَيْنِ فَقَالَ إِنَّهُمَا لَيُعَذَّبَانِ وَمَا يُعَذَّبَانِ فِي كَبِيرٍ أَمَّا أَحَدُهُمَا فَكَانَ لَا يَسْتَتِرُ مِنْ الْبَوْلِ وَأَمَّا الْآخَرُ فَكَانَ يَمْشِي بِالنَّمِيمَةِ ثُمَّ أَخَذَ جَرِيدَةً رَطْبَةً فَشَقَّهَا نِصْفَيْنِ فَغَرَزَ فِي كُلِّ قَبْرٍ وَاحِدَةً قَالُوا يَا رَسُولَ اللَّهِ لِمَ فَعَلْتَ هَذَا قَالَ لَعَلَّهُ يُخَفِّفُ عَنْهُمَا مَا لَمْ يَيْبَسَا وَقَالَ مُحَمَّدُ بْنُ الْمُثَنَّى وَحَدَّثَنَا وَكِيعٌ قَالَ حَدَّثَنَا الْأَعْمَشُ قَالَ سَمِعْتُ مُجَاهِدًا مِثْلَهُ يَسْتَتِرُ مِنْ بَوْلِهِ

4.80/211. dari Ibnu 'Abbas berkata, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam lewat di dekat dua kuburan, lalu beliau bersabda: Sesungguhnya keduanya sedang disiksa, dan keduanya disiksa bukan karena dosa besar. Yang satu disiksa karena tidak bersuci setelah kencing, sementara yang satunya suka mengadu domba. Kemudian beliau mengambil sebatang dahan kurma yang masih basah, beliau lalu membelahnya menjadi dua bagian kemudian menancapkannya pada masing-masing kuburan tersebut. Para sahabat pun bertanya, Wahai Rasulullah, kenapa engkau melakukan ini? beliau menjawab: Semoga siksa keduanya diringankan selama batang pohon ini basah. Muhammad bin Al Mutsanna berkata, telah menceritakan kepada kami Waki' berkata, telah menceritakan kepada kami Al A'masy ia berkata, Aku mendengar Mujahid menyebutkan seperti itu, Tidak bersuci setelah kencing.

Tidak ada komentar: