Laman

26/11/11

WAKTU TERBAIK BERBEKAM

فَصْلٌ فِي هَدْيِهِ فِي أَوْقَاتِ الْحِجَامَةِ

Petunjuk Nabi Tentang Waktu-Waktu Yang Tepat Untuk Berbekam ( Hijamah )

رَوَى التّرْمِذِيّ فِي " جَامِعِهِ " : مِنْ حَدِيثِ ابْنِ عَبّاسٍ يَرْفَعُهُ إنّ خَيْرَ مَا تَحْتَجِمُونَ فِي يَوْمِ سَابِعَ عَشْرَةَ أَوْ تَاسِعَ عَشْرَةَ وَيَوْمِ إحْدَى وَعِشْرِينَ

Petunjuk Nabi tentang Waktu-waktu yang tepat untuk berbekam ( Hijamah )

At-Tirmidzi meriwayatkan di dalam Ja`mi-nya dari hadits Ibnu Abbas secara marfu : “ Sesungguhnya sebaik-baik waktu untuk melakukan bekam adalah hari ke-17, 19 dan 21”.

وَفِيهِ عَنْ أَنَسٍ كَانَ رَسُولُ اللّهِ صَلّى اللّهُ عَلَيْهِ وَسَلّمَ يَحْتَجِمُ فِي الْأَخْدَعَيْنِ وَالْكَاهِلِ وَكَانَ يَحْتَجِمُ لِسَبْعَةَ عَشَرَ وَتِسْعَةَ عَشَرَ وَفِي إحْدَى وَعِشْرِينَ

Juga termuat didalamnya, dari Anas ra. ,adalah Rosululloh Saw. Berbekam pada kedua urat lengan dan punuk.beliau saw. berbekam pada hari yang ke 17, 19 dan 21

وَفِي " سُنَنِ ابْنِ مَاجَهْ " عَنْ أَنَسٍ مَرْفُوعًا : مَنْ أَرَادَ الْحِجَامَةَ فَلْيَتَحَرّ سَبْعَةَ عَشَرَ أَوْ تِسْعَةَ عَشَرَ أَوْ إحْدَى وَعِشْرِينَ لَا يَتَبَيّغْ بِأَحَدِكُمْ الدّمُ فَيَقْتُلَهُ "

Termuat dalam Sunan Ibnu Majah dari Anas secara marfu :”Barang siapa yang hendak berbekam , maka hendaklah ia memilih hari yang ke 17,19 atau 21.dan jangan sampai darah membuih pada salah seorang dari kamu, sehingga akan membunuhnya.”

وَفِي " سُنَنِ أَبِي دَاوُدَ " مِنْ حَدِيثِ أَبِي هُرَيْرَةَ مَرْفُوعًا : مَنْ احْتَجَمَ لِسَبْعَ عَشْرَةَ أَوْ تِسْعَ عَشْرَةَ أَوْ إحْدَى وَعِشْرِينَ كَانَتْ شِفَاءً مِنْ كُلّ دَاءٍ وَهَذَا مَعْنَاهُ مِنْ كُلّ دَاءٍ سَبَبُهُ غَلَبَةُ الدّمِ .

Termuat dalam Sunan Abu dawud, dari hadits Abu Huroiroh ra. , secara marfu: “ barang siapa yang berbekam pada hari yang ke 17,19 atau 21. maka yang demikian merupakan penyembuhan dari segala penyakit”.ini maknanya : Dari segala penyakit yang di sebabkan kebanyakan darah.

وَهَذِهِ الْأَحَادِيثُ مُوَافِقَةٌ لِمَا أَجْمَعَ عَلَيْهِ الْأَطِبّاءُ أَنّ الْحِجَامَةَ فِي النّصْفِ الثّانِي وَمَا يَلِيهِ مِنْ الرّبُعِ الثّالِثِ مِنْ أَرْبَاعِهِ أَنْفَعُ مِنْ أَوّلِهِ وَآخِرِهِ وَإِذَا اُسْتُعْمِلَتْ عِنْدَ الْحَاجَةِ إلَيْهَا نَفَعَتْ أَيّ وَقْتٍ كَانَ مِنْ أَوّلِ الشّهْرِ وَآخِرِهِ .

Hadits-hadits ini sesuai dengan apa yang disepakati oleh para dokter , bahwa berbekam pada pertengahan bulan yang kedua dan sesudahnya , yakni ¼ ( seperempat ) yang ke empat dari ke 4 minggunya, lebih bermanafaat dari awalnya dan akhirnya dan apabila ia dilakukan pada waktu yang diperlukan , ia akan bermanfaat kapanpun waktunya, baik pada awal bulan maupun pada akhirnya.

قَالَ الْخَلّالُ أَخْبَرَنِي عِصْمَةُ بْنُ عِصَامٍ قَالَ حَدّثَنَا حَنْبَلٌ قَالَ كَانَ أَبُو عَبْدِ اللّهِ أَحْمَدُ بْنُ حَنْبَلٍ يَحْتَجِمُ أَيّ وَقْتٍ هَاجَ بِهِ الدّمُ وَأَيّ سَاعَةٍ كَانَتْ .

Al-khollal mengatakan : Ushmah bin `Isham telah memberitakan kepadaku : katanya Imam ahmad bin hanbal menceritakan kepada kami , katanya adalah Abu Abdullah Ahmad bin hanbal berbekam kapan saja apabila darah telah bergejolak dan kapan saja waktunya.

وَقَالَ صَاحِبُ " الْقَانُونِ " : أَوْقَاتُهَا فِي النّهَارِ السّاعَةُ الثّانِيَةُ أَوْ الثّالِثَةُ وَيَجِبُ تَوَقّيهَا بَعْدَ الْحَمّامِ إلّا فِيمَنْ دَمُهُ غَلِيظٌ فَيَجِبُ أَنْ يَسْتَحِمّ ثُمّ يَسْتَجِمّ سَاعَةً ثُمّ يَحْتَجِمُ انْتَهَى

Pengarang kitab Al-Qonun Fii Thibb ( yakni Ibnu Sina seorang U`lama pengarang ilmu kedokteran pertama Islam ) mengatakan : “ Waktu-waktunya yang tepat pada siang hari adalah jam 2 atau jam 3. dan wajib ditentukan saatnya sesudah mandi, kecuali bagi yang darahnya tebal. Maka dia wajib mandi kemudian menghangatkan diri satu jam dan kemudian berbekam

Tidak ada komentar: