أَنَّ أُمَّ قَيْسٍ بِنْتَ مِحْصَنٍ الْأَسَدِيَّةَ أَسَدَ خُزَيْمَةَ وَكَانَتْ مِنْ الْمُهَاجِرَاتِ الْأُوَلِ اللَّاتِي بَايَعْنَ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَهِيَ أُخْتُ عُكَاشَةَ أَخْبَرَتْهُ أَنَّهَا أَتَتْ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِابْنٍ لَهَا قَدْ أَعْلَقَتْ عَلَيْهِ مِنْ الْعُذْرَةِ فَقَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَلَى مَا تَدْغَرْنَ أَوْلَادَكُنَّ بِهَذَا الْعِلَاقِ عَلَيْكُمْ بِهَذَا الْعُودِ الْهِنْدِيِّ فَإِنَّ فِيهِ سَبْعَةَ أَشْفِيَةٍ مِنْهَا ذَاتُ الْجَنْبِ يُرِيدُ الْكُسْتَ وَهُوَ الْعُودُ الْهِنْدِيُّ وَقَالَ يُونُسُ وَإِسْحَاقُ بْنُ رَاشِدٍ عَنْ الزُّهْرِيِّ عَلَّقَتْ عَلَيْهِ
56.31/5276.
Bahwa Ummu Qais binti Mihshan Al Asadiyah -yaitu singa Bani Khuzaimah-
dia termasuk dari wanita yang ikut berhijrah pertama kali dan yang berbai'at
kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, dia adalah saudara perempuannya
Ukasah, dia mengabarkan bahwa dirinya pernah mengunjungi Rasulullah shallallahu
'alaihi wasallam bersama anaknya yang baru saja diobati dengan memasukkan
jari-jari ke kerongkongannya, lalu beliau bersabda: Dengan maksud apa kamu
mengobati penyakit tenggorokan anakmu dengan memasukkan jemari tangan?
Gunakanlah kayu India, karena padanya terdapat tujuh ragam penyembuhan, di antaranya
dapat menjadi penyembuh dari penyakit radang selaput dada. Yang di maksud
adalah dahan yaitu (dahan) kayu India. Yunus dan Ishaq bin Rasyid
mengatakan dari Az Zuhri dengan lafazh; Dia memasukan sesuatu pada
kerongkongan.
باب دواء المبطون
عَنْ أَبِي سَعِيدٍ قَالَ جَاءَ رَجُلٌ إِلَى النَّبِيِّ
صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ إِنَّ أَخِي اسْتَطْلَقَ بَطْنُهُ
فَقَالَ اسْقِهِ عَسَلًا فَسَقَاهُ فَقَالَ إِنِّي سَقَيْتُهُ فَلَمْ يَزِدْهُ
إِلَّا اسْتِطْلَاقًا فَقَالَ صَدَقَ اللَّهُ وَكَذَبَ بَطْنُ أَخِيكَ تَابَعَهُ
النَّضْرُ عَنْ شُعْبَةَ
56.32/5277.
Dari Abu Sa'id dia berkata; seorang laki-laki datang kepada Nabi
shallallahu 'alaihi wasallam sambil berkata; Sesungguhnya saudaraku menderita
diare. Beliau bersabda: Minumilah madu. Lalu laki-laki itu meminuminya madu,
kemudian dia berkata lagi; Sesungguhnya aku telah meminuminya madu, ternyata
sakitnya tambah parah. Maka beliau bersabda: Maha benar Allah, dan perut
saudaramulah yang berdusta. Hadits ini juga diperkuat oleh riwayat Nadlr
dari Syu'bah.
باب لا صفر وهو داء يأخذ البطن
عن أَبي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ
إِنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ لَا عَدْوَى وَلَا
صَفَرَ وَلَا
هَامَةَ فَقَالَ أَعْرَابِيٌّ يَا رَسُولَ اللَّهِ فَمَا بَالُ إِبِلِي تَكُونُ
فِي الرَّمْلِ كَأَنَّهَا الظِّبَاءُ فَيَأْتِي الْبَعِيرُ الْأَجْرَبُ فَيَدْخُلُ
بَيْنَهَا فَيُجْرِبُهَا فَقَالَ فَمَنْ أَعْدَى الْأَوَّلَ رَوَاهُ الزُّهْرِيُّ
عَنْ أَبِي سَلَمَةَ وَسِنَانِ بْنِ أَبِي سِنَانٍ
56.33/5278.
Dari Abu Hurairah radliallahu 'anhu berkata; sesungguhnya
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: Tidak ada 'adwa (meyakini
bahwa penyakit tersebar dengan sendirinya, bukan karena takdir Allah), dan
tidak ada shafar (menjadikan bulan shafar sebagai bulan haram atau keramat) dan
tidak pula hammah (rengkarnasi atau ruh seseorang yang sudah meninggal menitis
pada hewan). Lalu seorang arab Badui berkata; Wahai Rasulullah, lalu bagimana
dengan unta yang ada dipasir, seakan-akan (bersih) bagaikan gerombolan kijang
kemudian datang padanya unta berkudis dan bercampur baur dengannya sehingga ia
menularinya? Maka Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: Siapakah yang
menulari yang pertama. Hadits ini juga di riwayatkan oleh Az Zuhri dari Abu
Salamah dan Sinan bin Abu Sinan.
باب ذات الجنب
أَنَّ أُمَّ قَيْسٍ بِنْتَ مِحْصَنٍ وَكَانَتْ مِنْ
الْمُهَاجِرَاتِ الْأُوَلِ اللَّاتِي بَايَعْنَ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَهِيَ أُخْتُ عُكَاشَةَ بْنِ مِحْصَنٍ أَخْبَرَتْهُ أَنَّهَا
أَتَتْ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِابْنٍ لَهَا قَدْ
عَلَّقَتْ عَلَيْهِ مِنْ الْعُذْرَةِ فَقَالَ اتَّقُوا اللَّهَ عَلَى مَا
تَدْغَرُونَ أَوْلَادَكُمْ بِهَذِهِ الْأَعْلَاقِ عَلَيْكُمْ بِهَذَا الْعُودِ
الْهِنْدِيِّ فَإِنَّ فِيهِ سَبْعَةَ أَشْفِيَةٍ مِنْهَا ذَاتُ الْجَنْبِ يُرِيدُ
الْكُسْتَ يَعْنِي الْقُسْطَ قَالَ وَهِيَ لُغَةٌ
56.34/5279.
Bahwa Ummu Qais binti Mihshan -dia termasuk dari wanita yang ikut hijrah
pertama kali dan yang pernah berbai'at kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi
wasallam, dia juga termasuk saudara perempuannya 'Ukasah bin Mihshan- telah
mengabarkan kepadanya, bahwa dirinya pernah mengunjungi Rasulullah shallallahu
'alaihi wasallam bersama anaknya yang baru saja diobati dengan cara memasukkan
jari-jari ke kerongkongannya, lalu beliau bersabda: Bertaqwalah kepada Allah,
dengan maksud apa kamu mengobati penyakit tenggorokan anakmu dengan memasukkan
jemari tangan? Gunakanlah kayu India ini, karena padanya terdapat tujuh ragam
penyembuhan, di antaranya adalah penyembuh penyakit radang selaput dada. Yang
dimaksud adalah Al Kust (dahan) atau Al Kusth (dahan), yaitu secara bahasa.
حَدَّثَنَا عَارِمٌ حَدَّثَنَا حَمَّادٌ قَالَ قُرِيءَ عَلَى
أَيُّوبَ مِنْ كُتُبِ أَبِي قِلَابَةَ مِنْهُ مَا حَدَّثَ بِهِ وَمِنْهُ مَا
قُرِئَ عَلَيْهِ وَكَانَ هَذَا فِي الْكِتَابِ عَنْ أَنَسٍ أَنَّ أَبَا طَلْحَةَ
وَأَنَسَ بْنَ النَّضْرِ كَوَيَاهُ وَكَوَاهُ أَبُو طَلْحَةَ بِيَدِهِ وَقَالَ
عَبَّادُ بْنُ مَنْصُورٍ عَنْ أَيُّوبَ عَنْ أَبِي قِلَابَةَ عَنْ أَنَسِ بْنِ
مَالِكٍ قَالَ أَذِنَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لِأَهْلِ
بَيْتٍ مِنْ الْأَنْصَارِ أَنْ يَرْقُوا مِنْ الْحُمَةِ وَالْأُذُنِ قَالَ أَنَسٌ
كُوِيتُ مِنْ ذَاتِ الْجَنْبِ وَرَسُولُ اللَّهِ
صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ حَيٌّ وَشَهِدَنِي أَبُو طَلْحَةَ وَأَنَسُ
بْنُ النَّضْرِ وَزَيْدُ بْنُ ثَابِتٍ وَأَبُو طَلْحَةَ كَوَانِي
56.35/5280.
Telah menceritakan kepada kami 'Arim telah menceritakan kepada kami Hammad
dia berkata; dibacakan di hadapan Ayyub dari kitabnya Abu Qilabah,
di antaranya ada sesuatu yang dibacakan dan ada sesuatu yang di dengar,
sementara hal ini terdapat dalam kitabnya dari Anas bahwa Abu Thalhah
dan Anas bin Nadlr pernah melakukan terapi kay (menempelkan besi panas pada
daerah yang luka atau sakit) sementara Abu Thalhah juga pernah melakukan terapi
kay (menempelkan besi panas pada daerah yang luka atau sakit) dengan tangannya
sendiri. 'Abbad bin Manshur mengatakan dari Abu Qilabah dari Anas
bin Malik dia berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam memberi izin
kepada keluarga beliau dari Anshar untuk meruqyah dari penyakit demam dan sakit
telinga. Anas mengatakan; Aku juga pernah melakukan kay (menempelkan besi panas
pada daerah yang luka atau sakit) pada penyakit radang selaput dada, sedangkan
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam masih hidup. Abu Thalhah, Anas bin
Nadlr, Zaid bin Tsabit juga pernah menyaksikanku ketika aku diterapi dengan kay
(menempelkan besi panas pada daerah yang sakit) oleh Abu Thalhah.
باب حرق الحصير ليسد به الدم
عَنْ سَهْلِ بْنِ سَعْدٍ السَّاعِدِيِّ قَالَ لَمَّا كُسِرَتْ
عَلَى رَأْسِ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الْبَيْضَةُ
وَأُدْمِيَ وَجْهُهُ وَكُسِرَتْ رَبَاعِيَتُهُ وَكَانَ عَلِيٌّ يَخْتَلِفُ
بِالْمَاءِ فِي الْمِجَنِّ وَجَاءَتْ فَاطِمَةُ تَغْسِلُ عَنْ وَجْهِهِ الدَّمَ
فَلَمَّا رَأَتْ فَاطِمَةُ عَلَيْهَا السَّلَام الدَّمَ يَزِيدُ عَلَى الْمَاءِ
كَثْرَةً عَمَدَتْ إِلَى حَصِيرٍ فَأَحْرَقَتْهَا وَأَلْصَقَتْهَا عَلَى جُرْحِ
رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَرَقَأَ الدَّمُ
56.36/5281.
Dari Sahl bin Sa'd As Sa'idi dia berkata; Ketika topi baja yang
dikenakan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pecah hingga menyebabkan
wajah beliau mengalirkan darah dan gigi geraham beliau pecah, maka Ali
menyiramkan air dari perisai sedangkan Fathimah datang membersihkan wajah beliau
dari darah dengan air, ketika Fathimah 'alaihas salam melihat darah semakin
bertambah banyak keluar, dia mengambil potongan pelepah kurma lalu dibakarnya
sampai menjadi abu, kemudian abu tersebut diletakkan pada luka Rasulullah
shallallahu 'alaihi wasallam hingga darahnya berhenti keluar.
باب الحمى من فيح جهنم
عَنْ نَافِعٍ عَنْ ابْنِ عُمَرَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا عَنْ
النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ الْحُمَّى مِنْ فَيْحِ
جَهَنَّمَ فَأَطْفِئُوهَا بِالْمَاءِ قَالَ نَافِعٌ وَكَانَ عَبْدُ اللَّهِ
يَقُولُ اكْشِفْ عَنَّا الرِّجْزَ
56.37/5282.
Dari Nafi' dari Ibnu Umar radliallahu 'anhuma dari Nabi
shallallahu 'alaihi wasallam beliau bersabda: Demam itu berasal dari tiupan
neraka jahannam, maka redakanlah dengan air. Nafi' berkata; sedangkan Abdullah
pernah mengatakan; Hindarkanlah kami dari adzab.
عَنْ فَاطِمَةَ بِنْتِ الْمُنْذِرِ أَنَّ أَسْمَاءَ بِنْتَ
أَبِي بَكْرٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا كَانَتْ إِذَا أُتِيَتْ بِالْمَرْأَةِ قَدْ
حُمَّتْ تَدْعُو لَهَا أَخَذَتْ الْمَاءَ فَصَبَّتْهُ بَيْنَهَا وَبَيْنَ
جَيْبِهَا قَالَتْ وَكَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
يَأْمُرُنَا أَنْ نَبْرُدَهَا بِالْمَاءِ
56.38/5283.
Dari Fathimah binti Mundzir bahwa Asma` binti Abu Bakar
radliallahu 'anhuma bahwa apabila didatangkan kepadanya seorang wanita yang
menderita sakit demam, maka ia akan mengambil air, lalu ia menyemburkan pada
bagian saku (dadanya). Kemudian dia berkata; "Sesungguhnya Rasulullah
shallallahu 'alaihi wasallam memerintahkan kami supaya mendinginkan dengan air."
عَنْ عَائِشَةَ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ قَالَ الْحُمَّى مِنْ فَيْحِ جَهَنَّمَ فَابْرُدُوهَا بِالْمَاءِ
56.39/5284.
Dari Aisyah dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam beliau bersabda:
"Demam berasal dari hembusan nerakan Jahannam maka dinginkanlah ia dengan
air."
عَنْ جَدِّهِ رَافِعِ بْنِ خَدِيجٍ قَالَ سَمِعْتُ النَّبِيَّ
صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ الْحُمَّى مِنْ فَوْحِ جَهَنَّمَ
فَابْرُدُوهَا بِالْمَاءِ
56.40/5285.
Dari kakeknya Rafi' bin Khadij dia berkata; saya mendengar Nabi
shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Demam berasal dari hembusan
nerakan Jahannam maka dinginkanlah ia dengan air."
باب من خرج من أرض لا تلايمه
أَنَّ أَنَسَ بْنَ مَالِكٍ حَدَّثَهُمْ أَنَّ نَاسًا أَوْ
رِجَالًا مِنْ عُكْلٍ وَعُرَيْنَةَ قَدِمُوا عَلَى رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَتَكَلَّمُوا بِالْإِسْلَامِ وَقَالُوا يَا نَبِيَّ اللَّهِ
إِنَّا كُنَّا أَهْلَ ضَرْعٍ وَلَمْ نَكُنْ أَهْلَ رِيفٍ وَاسْتَوْخَمُوا
الْمَدِينَةَ فَأَمَرَ لَهُمْ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
بِذَوْدٍ وَبِرَاعٍ وَأَمَرَهُمْ أَنْ يَخْرُجُوا فِيهِ فَيَشْرَبُوا مِنْ
أَلْبَانِهَا وَأَبْوَالِهَا فَانْطَلَقُوا حَتَّى كَانُوا نَاحِيَةَ الْحَرَّةِ
كَفَرُوا بَعْدَ إِسْلَامِهِمْ وَقَتَلُوا رَاعِيَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَاسْتَاقُوا الذَّوْدَ فَبَلَغَ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَبَعَثَ الطَّلَبَ فِي آثَارِهِمْ وَأَمَرَ بِهِمْ فَسَمَرُوا
أَعْيُنَهُمْ وَقَطَعُوا أَيْدِيَهُمْ وَتُرِكُوا فِي نَاحِيَةِ الْحَرَّةِ حَتَّى
مَاتُوا عَلَى حَالِهِمْ
56.41/5286.
Bahwa Anas bin Malik telah menceritakan kepada mereka bahwa sekelompok
orang atau pemuda dari kabilah 'Ukl dan 'Urainah datang kepada Rasulullah
shallallahu 'alaihi wasallam, mereka menyatakan masuk Islam. Lalu mereka
berkata, "Wahai Nabiyullah, kami orang yang hidup dari hasil ternak, bukan
dari hasil pertanian." Lalu mereka menderita sakit di Madinah karena iklim
yang tidak cocok, maka Rasulullah Shallallahu'alihi wasallam memerintahkan
mereka supaya keluar menemui penggembala yang sedang menggembalakan unta, lalu
beliau menyuruh mereka keluar dari Madinah. Mereka pun minum susu unta tersebut
dan minum air kencingnya. Tatkala mereka berada di perbatasan Madinah, mereka
keluar dari Islam (kufur), kemudian membunuh pengembala unta Rasulullah
Shallallahu'alihi wasallam, dan menggiring untanya. Berita tersebut sampai
kepada Rasulullah Shallallahu'alihi wasallam, maka beliau menyuruh untuk
mencari jejak mereka, dan akhirnya mereka dapat dibawa kepada Rasulullah
Shallallahu'laihi wasallam. Mereka dihukum dengan cara ditusuk matanya dengan
paku (di congkel dengan paku panas), tangan dan kaki mereka dipotong, lalu
mereka dibiarkan dalam keadaan seperti itu dibawah terik matahari hingga mereka
mati."
باب ما يذكر في الطاعون
حَدَّثَنَا حَفْصُ بْنُ عُمَرَ حَدَّثَنَا شُعْبَةُ قَالَ
أَخْبَرَنِي حَبِيبُ بْنُ أَبِي ثَابِتٍ قَالَ سَمِعْتُ إِبْرَاهِيمَ بْنَ سَعْدٍ
قَالَ سَمِعْتُ أُسَامَةَ بْنَ زَيْدٍ يُحَدِّثُ سَعْدًا عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى
اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَّهُ قَالَ إِذَا سَمِعْتُمْ بِالطَّاعُونِ
بِأَرْضٍ فَلَا تَدْخُلُوهَا وَإِذَا وَقَعَ بِأَرْضٍ وَأَنْتُمْ بِهَا فَلَا
تَخْرُجُوا مِنْهَا فَقُلْتُ أَنْتَ سَمِعْتَهُ يُحَدِّثُ سَعْدًا وَلَا
يُنْكِرُهُ قَالَ نَعَمْ
56.42/5287.
Telah menceritakan kepada kami Hafsh bin Umar telah menceritakan kepada
kami Syu'bah dia berkata; telah mengabarkan kepadaku Habib bin Abu
Tsabit dia berkata; saya mendengar Ibrahim bin Sa'd berkata; saya
mendengar Usamah bin Zaid bercerita kepada Sa'd dari Nabi shallallahu
'alaihi wasallam bahwa beliau bersabda: Apabila kalian mendengar wabah lepra di
suatu negeri, maka janganlah kalian masuk ke dalamnya, namun jika ia
menjangkiti suatu negeri, sementara kalian berada di dalamnya, maka janganlah
kalian keluar dari negeri tersebut. Lalu aku berkata; Apakah kamu mendengar
Usamah menceritakan hal itu kepada Sa'd, sementara Sa'd tidak
mengingkari perkataannya Usamah? Ibrahim bin Sa'd berkata; Benar.
عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَبَّاسٍ أَنَّ عُمَرَ بْنَ
الْخَطَّابِ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ خَرَجَ إِلَى الشَّأْمِ حَتَّى إِذَا كَانَ
بِسَرْغَ لَقِيَهُ أُمَرَاءُ الْأَجْنَادِ أَبُو عُبَيْدَةَ بْنُ الْجَرَّاحِ
وَأَصْحَابُهُ فَأَخْبَرُوهُ أَنَّ الْوَبَاءَ قَدْ وَقَعَ بِأَرْضِ الشَّأْمِ
قَالَ ابْنُ عَبَّاسٍ فَقَالَ عُمَرُ ادْعُ لِي الْمُهَاجِرِينَ الْأَوَّلِينَ
فَدَعَاهُمْ فَاسْتَشَارَهُمْ وَأَخْبَرَهُمْ أَنَّ الْوَبَاءَ قَدْ وَقَعَ
بِالشَّأْمِ فَاخْتَلَفُوا فَقَالَ بَعْضُهُمْ قَدْ خَرَجْتَ لِأَمْرٍ وَلَا نَرَى
أَنْ تَرْجِعَ عَنْهُ وَقَالَ بَعْضُهُمْ مَعَكَ بَقِيَّةُ النَّاسِ وَأَصْحَابُ
رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَلَا نَرَى أَنْ تُقْدِمَهُمْ
عَلَى هَذَا الْوَبَاءِ فَقَالَ ارْتَفِعُوا عَنِّي ثُمَّ قَالَ ادْعُوا لِي
الْأَنْصَارَ فَدَعَوْتُهُمْ فَاسْتَشَارَهُمْ فَسَلَكُوا سَبِيلَ الْمُهَاجِرِينَ
وَاخْتَلَفُوا كَاخْتِلَافِهِمْ فَقَالَ ارْتَفِعُوا عَنِّي ثُمَّ قَالَ ادْعُ لِي
مَنْ كَانَ هَا هُنَا مِنْ مَشْيَخَةِ قُرَيْشٍ مِنْ مُهَاجِرَةِ الْفَتْحِ
فَدَعَوْتُهُمْ فَلَمْ يَخْتَلِفْ مِنْهُمْ عَلَيْهِ رَجُلَانِ فَقَالُوا نَرَى
أَنْ تَرْجِعَ بِالنَّاسِ وَلَا تُقْدِمَهُمْ عَلَى هَذَا الْوَبَاءِ فَنَادَى
عُمَرُ فِي النَّاسِ إِنِّي مُصَبِّحٌ عَلَى ظَهْرٍ فَأَصْبِحُوا عَلَيْهِ قَالَ
أَبُو عُبَيْدَةَ بْنُ الْجَرَّاحِ أَفِرَارًا مِنْ قَدَرِ اللَّهِ فَقَالَ عُمَرُ
لَوْ غَيْرُكَ قَالَهَا يَا أَبَا عُبَيْدَةَ نَعَمْ نَفِرُّ مِنْ قَدَرِ اللَّهِ
إِلَى قَدَرِ اللَّهِ أَرَأَيْتَ لَوْ كَانَ لَكَ إِبِلٌ هَبَطَتْ وَادِيًا لَهُ
عُدْوَتَانِ إِحْدَاهُمَا خَصِبَةٌ وَالْأُخْرَى جَدْبَةٌ أَلَيْسَ إِنْ رَعَيْتَ
الْخَصْبَةَ رَعَيْتَهَا بِقَدَرِ اللَّهِ وَإِنْ رَعَيْتَ الْجَدْبَةَ
رَعَيْتَهَا بِقَدَرِ اللَّهِ قَالَ فَجَاءَ عَبْدُ الرَّحْمَنِ بْنُ عَوْفٍ
وَكَانَ مُتَغَيِّبًا فِي بَعْضِ حَاجَتِهِ فَقَالَ إِنَّ عِنْدِي فِي هَذَا
عِلْمًا سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ
إِذَا سَمِعْتُمْ بِهِ بِأَرْضٍ فَلَا تَقْدَمُوا عَلَيْهِ وَإِذَا وَقَعَ
بِأَرْضٍ وَأَنْتُمْ بِهَا فَلَا تَخْرُجُوا فِرَارًا مِنْهُ قَالَ فَحَمِدَ
اللَّهَ عُمَرُ ثُمَّ انْصَرَفَ
56.43/5288.
Dari Abdullah bin Abbas bahwa Umar bin Khatthab pernah bepergian menuju
Syam, ketika ia sampai di daerah Sargha, dia bertemu dengan panglima pasukan
yaitu Abu 'Ubaidah bersama sahabat-sahabatnya, mereka mengabarkan bahwa negeri
Syam sedang terserang wabah. Ibnu Abbas berkata; Lalu Umar bin Khattab berkata;
'Panggilkan untukku orang-orang muhajirin yang pertama kali (hijrah), '
kemudian mereka dipanggil, lalu dia bermusyawarah dengan mereka dan
memberitahukan bahwa negeri Syam sedang terserang wabah, merekapun berselisih
pendapat. Sebagian dari mereka berkata; 'Engkau telah keluar untuk suatu
keperluan, kami berpendapat bahwa engkau tidak perlu menarik diri.' Sebagian
lain berkata; 'Engkau bersama sebagian manusia dan beberapa sahabat Rasulullah
Shalla Allahu 'alaihi wa sallam. Kami berpendapat agar engkau tidak
menghadapkan mereka dengan wabah ini, ' Umar berkata; 'Keluarlah kalian, ' dia
berkata; 'Panggilkan untukku orang-orang Anshar'. Lalu mereka pun dipanggil,
setelah itu dia bermusyawarah dengan mereka, sedangkan mereka sama seperti
halnya orang-orang Muhajirin dan berbeda pendapat seperti halnya mereka berbeda
pendapat. Umar berkata; 'keluarlah kalian, ' dia berkata; 'Panggilkan untukku
siapa saja di sini yang dulu menjadi tokoh Quraisy dan telah berhijrah ketika
Fathul Makkah.' Mereka pun dipanggil dan tidak ada yang berselisih dari mereka
kecuali dua orang. Mereka berkata; 'Kami berpendapat agar engkau kembali
membawa orang-orang dan tidak menghadapkan mereka kepada wabah ini.' Umar
menyeru kepada manusia; 'Sesungguhnya aku akan bangun pagi di atas pelana
(maksudnya hendak berangkat pulang di pagi hari), bagunlah kalian pagi hari, '
Abu Ubaidah bin Jarrah bertanya; 'Apakah engkau akan lari dari takdir Allah? '
maka Umar menjawab; 'Kalau saja yang berkata bukan kamu, wahai Abu 'Ubaidah!
Ya, kami lari dari takdir Allah menuju takdir Allah yang lain. Bagaimana
pendapatmu, jika kamu memiliki unta kemudian tiba di suatu lembah yang
mempunyai dua daerah, yang satu subur dan yang lainnya kering, tahukah kamu
jika kamu membawanya ke tempat yang subur, niscaya kamu telah membawanya dengan
takdir Allah. Apabila kamu membawanya ke tempat yang kering, maka kamu
membawanya dengan takdir Allah juga.' Ibnu Abbas berkata; Kemudian datanglah Abdurrahman
bin 'Auf, dia tidak ikut hadir (dalam musyawarah) karena ada keperluan. Dia
berkata; Saya memiliki kabar tentang ini dari Rasulullah Shalla Allahu 'alaihi
wa sallam beliau bersabda: Jika kalian mendengar suatu negeri terjangkit wabah,
maka janganlah kalian menuju ke sana, namun jika dia menjangkiti suatu negeri
dan kalian berada di dalamnya, maka janganlah kalian keluar dan lari darinya.
Ibnu 'Abbas berkata; Lalu Umar memuji Allah kemudian pergi.
عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَامِرٍ أَنَّ عُمَرَ خَرَجَ إِلَى
الشَّأْمِ فَلَمَّا كَانَ بِسَرْغَ بَلَغَهُ أَنَّ الْوَبَاءَ قَدْ وَقَعَ
بِالشَّأْمِ فَأَخْبَرَهُ عَبْدُ الرَّحْمَنِ بْنُ عَوْفٍ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ
صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ إِذَا سَمِعْتُمْ بِهِ بِأَرْضٍ فَلَا
تَقْدَمُوا عَلَيْهِ وَإِذَا وَقَعَ بِأَرْضٍ وَأَنْتُمْ بِهَا فَلَا تَخْرُجُوا
فِرَارًا مِنْهُ
56.44/5289.
Dari Abdullah bin 'Amir bahwa Umar pernah bepergian menuju Syam, ketika
dia sampai di daerah Sargha, diberitahukan kepadanya bahwa negeri Syam sedang
terjangkiti wabah penyakit menular, lantas Abdurrahman bin 'Auf
memberitahukan kepadanya bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam
bersabda: "Jika kalian mendengar wabah tersebut menjangkiti suatu negeri,
maka janganlah kalian menuju ke sana, namun jika dia menjangkiti suatu negeri
dan kalian berada di dalamnya, maka janganlah kalian keluar dan lari
darinya."
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ قَالَ
رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَا يَدْخُلُ الْمَدِينَةَ
المَسِيحُ وَلَا الطَّاعُونُ
56.45/5290.
Dari Abu Hurairah radliallahu 'anhu dia berkata; Rasulullah shallallahu
'alaihi wasallam bersabda: "Al Masih (Dajjal) dan penyakit lepra tidak
akan bisa masuk Madinah."
حَدَّثَنَا عَاصِمٌ حَدَّثَتْنِي حَفْصَةُ بِنْتُ سِيرِينَ
قَالَتْ قَالَ لِي أَنَسُ بْنُ مَالِكٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ يَحْيَى بِمَ مَاتَ
قُلْتُ مِنْ الطَّاعُونِ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ الطَّاعُونُ شَهَادَةٌ لِكُلِّ مُسْلِمٍ
56.46/5291.
Telah menceritakan kepada kami 'Ashim telah menceritakan kepadaku Hafshah
binti Sirin dia berkata; Anas bin Malik radliallahu 'anhu bertanya
kepadaku; "Sebab apakah Yahya meninggal dunia?" Jawabku; "Karena
menderita lepra." Anas berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam
bersabda: "(mati) karena menderita lepra adalah syahid bagi setiap
Muslim."
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ الْمَبْطُونُ شَهِيدٌ وَالْمَطْعُونُ شَهِيدٌ
56.47/5292.
Dari Abu Hurairah dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam beliau
bersabda: "(meninggal) karena sakit perut adalah syahid, dan (meninggal) karena
lepra juga syahid."
باب أجر الصابر في الطاعون
عَنْ عَائِشَةَ زَوْجِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ أَنَّهَا أَخْبَرَتْنَا أَنَّهَا سَأَلَتْ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى
اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَنْ الطَّاعُونِ فَأَخْبَرَهَا نَبِيُّ اللَّهِ
صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَّهُ كَانَ عَذَابًا يَبْعَثُهُ اللَّهُ
عَلَى مَنْ يَشَاءُ فَجَعَلَهُ اللَّهُ رَحْمَةً لِلْمُؤْمِنِينَ فَلَيْسَ مِنْ
عَبْدٍ يَقَعُ الطَّاعُونُ فَيَمْكُثُ فِي بَلَدِهِ صَابِرًا يَعْلَمُ أَنَّهُ
لَنْ يُصِيبَهُ إِلَّا مَا كَتَبَ اللَّهُ لَهُ إِلَّا كَانَ لَهُ مِثْلُ أَجْرِ
الشَّهِيدِ تَابَعَهُ النَّضْرُ عَنْ دَاوُدَ
56.48/5293.
Dari 'Aisyah isteri Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bahwa dia pernah
mengabarkan kepada kami, bahwa dia pernah bertanya kepada Rasulullah shallallahu
'alaihi wasallam mengenai penyakit lepra, lantas Nabiyullah shallallahu 'alaihi
wasallam memberitahukan kepadanya; Bahwa penyakit lepra merupakan azab yang
Allah timpakan terhadap siapa yang dikehendaki-Nya, dan menjadikannya sebagai
rahmat bagi orang-orang yang beriman. Tidaklah seseorang yang berada di wilayah
yang terjangkit penyakit lepra, kemudian ia tetap tinggal di negerinya dan
selalu bersabar, ia mengetahui bahwa penyakit tersebut tidak akan
mengjangkitinya kecuali apa yang Allah tetapkan kepadanya, maka baginya seperti
pahalanya orang yang mati syahid. Hadits ini juga di perkuat oleh riwayat An
Nadlr dari Daud.
باب الرقى بالقرآن والمعوذات
عَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا أَنَّ النَّبِيَّ
صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ يَنْفُثُ عَلَى نَفْسِهِ فِي الْمَرَضِ
الَّذِي مَاتَ فِيهِ بِالْمُعَوِّذَاتِ فَلَمَّا ثَقُلَ كُنْتُ أَنْفِثُ عَلَيْهِ بِهِنَّ وَأَمْسَحُ بِيَدِ نَفْسِهِ
لِبَرَكَتِهَا فَسَأَلْتُ الزُّهْرِيَّ كَيْفَ يَنْفِثُ قَالَ كَانَ يَنْفِثُ
عَلَى يَدَيْهِ ثُمَّ يَمْسَحُ بِهِمَا وَجْهَهُ
56.49/5294.
Dari 'Aisyah radliallahu 'anha bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wasallam
meniupkan kepada diri beliau sendiri dengan Mu'awwidzat (surat An nas dan Al
falaq) ketika beliau sakit menjelang wafatnya, dan tatkala sakit beliau semakin
parah, sayalah yang meniup dengan kedua surat tersebut dan saya megusapnya
dengan tangan beliau sendiri karena berharap untuk mendapat berkahnya. Aku
bertanya kepada Az Zuhri; Bagaimana cara meniupnya? dia menjawab; Beliau meniup
kedua tangannya, kemudian beliau mengusapkan ke wajah dengan kedua tangannya.
باب الرقى بفاتحة الكتاب
عَنْ
أَبِي سَعِيدٍ الْخُدْرِيِّ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ أَنَّ نَاسًا مِنْ أَصْحَابِ
النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَتَوْا عَلَى حَيٍّ مِنْ أَحْيَاءِ
الْعَرَبِ فَلَمْ يَقْرُوهُمْ فَبَيْنَمَا هُمْ كَذَلِكَ إِذْ لُدِغَ سَيِّدُ
أُولَئِكَ فَقَالُوا هَلْ مَعَكُمْ مِنْ دَوَاءٍ أَوْ رَاقٍ فَقَالُوا إِنَّكُمْ
لَمْ تَقْرُونَا وَلَا نَفْعَلُ حَتَّى تَجْعَلُوا لَنَا جُعْلًا فَجَعَلُوا لَهُمْ قَطِيعًا مِنْ الشَّاءِ
فَجَعَلَ يَقْرَأُ بِأُمِّ الْقُرْآنِ وَيَجْمَعُ بُزَاقَهُ وَيَتْفِلُ فَبَرَأَ
فَأَتَوْا بِالشَّاءِ فَقَالُوا لَا نَأْخُذُهُ حَتَّى نَسْأَلَ النَّبِيَّ صَلَّى
اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَسَأَلُوهُ فَضَحِكَ وَقَالَ وَمَا أَدْرَاكَ
أَنَّهَا رُقْيَةٌ خُذُوهَا وَاضْرِبُوا لِي بِسَهْمٍ
56.50/5295.
Dari Abu Sa'id Al Khudri radliallahu 'anhu bahwa beberapa orang sahabat
Nabi shallallahu 'alaihi wasallam mengadakan suatu perjalanan, ketika mereka
melewati salah satu perkampungan dari perkampungan Arab, orang-orang kampung
tersebut tidak menerima mereka, ketika sikap mereka masih seperti itu seorang
pemimpin mereka terkena sengatan kalajengking, lalu mereka pun berkata;
"Apakah diantara kalian ada yang mempunyai obat, atau seorang yang bisa
meruqyah?" lalu para sahabat Nabi pun berkata; "Sesungguhnya kalian
tidak mau menerima kami, maka kamipun tidak akan melakukannya sehingga kalian
memberikan imbalan kepada kami, " akhirnya mereka pun berjanji akan
memberikan beberapa ekor kambing."Lalu seorang sahabat Nabi membaca Ummul
Qur`an dan mengumpulkan ludahnya seraya meludahkan kepadanya hingga laki-laki
itu sembuh, kemudian orang-orang kampung itu memberikan kepada para sahabat
Nabi beberapa ekor kambing." Namun para sahabat Nabi berkata; "Kita
tidak akan mengambilnya hingga kita bertanya kepada Rasulullah shallallahu
'alaihi wasallam tentang hal ini, " lalu mereka bertanya kepada Nabi
shallallahu 'alaihi wasallam tentang pemberian itu hingga membuat beliau
tertawa. Beliau bersabda: "Tidak tahukah bahwa itu ruqyah, ambillah
pemberian tersebut dan berilah bagiannya untukku."
باب الشرط في الرقية بقطيع من الغنم
عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ أَنَّ نَفَرًا مِنْ أَصْحَابِ النَّبِيِّ
صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَرُّوا بِمَاءٍ فِيهِمْ لَدِيغٌ أَوْ سَلِيمٌ
فَعَرَضَ لَهُمْ رَجُلٌ مِنْ أَهْلِ الْمَاءِ فَقَالَ هَلْ فِيكُمْ مِنْ رَاقٍ
إِنَّ فِي الْمَاءِ رَجُلًا لَدِيغًا أَوْ سَلِيمًا فَانْطَلَقَ رَجُلٌ مِنْهُمْ
فَقَرَأَ بِفَاتِحَةِ الْكِتَابِ عَلَى شَاءٍ فَبَرَأَ فَجَاءَ بِالشَّاءِ إِلَى أَصْحَابِهِ فَكَرِهُوا ذَلِكَ وَقَالُوا
أَخَذْتَ عَلَى كِتَابِ اللَّهِ أَجْرًا حَتَّى قَدِمُوا الْمَدِينَةَ فَقَالُوا
يَا رَسُولَ اللَّهِ أَخَذَ عَلَى كِتَابِ اللَّهِ أَجْرًا فَقَالَ رَسُولُ
اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِنَّ أَحَقَّ مَا أَخَذْتُمْ عَلَيْهِ
أَجْرًا كِتَابُ اللَّهِ
56.51/5296.
Dari Ibnu Abbas bahwa beberapa sahabat Nabi shallallahu 'alaihi wasallam
melewati sumber mata air dimana terdapat orang yang tersengat binatang berbisa,
lalu salah seorang yang bertempat tinggal di sumber mata air tersebut datang
dan berkata; Adakah di antara kalian seseorang yang pandai menjampi? Karena di
tempat tinggal dekat sumber mata air ada seseorang yang tersengat binatang
berbisa. Lalu salah seorang sahabat Nabi pergi ke tempat tersebut dan
membacakan al fatihah dengan upah seekor kambing. Ternyata orang yang tersengat
tadi sembuh, maka sahabat tersebut membawa kambing itu kepada teman-temannya.
Namun teman-temannya tidak suka dengan hal itu, mereka berkata; Kamu mengambil
upah atas kitabullah? setelah mereka tiba di Madinah, mereka berkata; Wahai
Rasulullah, ia ini mengambil upah atas kitabullah. Maka Rasulullah shallallahu
'alaihi wasallam bersabda: Sesungguhnya upah yang paling berhak kalian ambil
adalah upah karena (mengajarkan) kitabullah.
باب رقية العين
عَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا قَالَتْ أَمَرَنِي رَسُولُ
اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَوْ أَمَرَ أَنْ يُسْتَرْقَى مِنْ
الْعَيْنِ
56.52/5297.
Dari Aisyah radliallahu 'anha dia berkata; Rasulullah shallallahu
'alaihi wasallam memerintahkan kami supaya meruqyah orang yang terkena penyakit
'ain (gangguan sihir)."
عَنْ أُمِّ سَلَمَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا أَنَّ النَّبِيَّ
صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ رَأَى فِي بَيْتِهَا جَارِيَةً فِي وَجْهِهَا
سَفْعَةٌ فَقَالَ اسْتَرْقُوا لَهَا فَإِنَّ بِهَا النَّظْرَةَ تَابَعَهُ عَبْدُ
اللَّهِ بْنُ سَالِمٍ عَنْ الزُّبَيْدِيِّ وَقَالَ عُقَيْلٌ عَنْ الزُّهْرِيِّ
أَخْبَرَنِي عُرْوَةُ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
56.53/5298.
Dari Ummu Salamah radliallahu 'anha bahwa Nabi shallallahu 'alaihi
wasallam melihat budak wanita di rumahnya, ketika beliau melihat bekas hitam
pada wajah budak wanita itu, beliau bersabda: Ruqyahlah dia, karena padanya
terdapat nadlrah (sisa sakit yang disebabkan karena sorotan mata jahat). Hadits
ini diperkuat oleh riwayat Abdullah bin Salim dari Az Zubaidi,
dan berkata Uqail dari Az Zuhri telah mengabarkan kepadaku Urwah
dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam.
باب العين حق
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ عَنْ النَّبِيِّ
صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ الْعَيْنُ حَقٌّ وَنَهَى عَنْ الْوَشْمِ
56.54/5299.
Dari Abu Hurairah radliallahu 'anhu dari Nabi shallallahu 'alaihi
wasallam beliau bersabda: Penyakit 'ain (yang disebabkan oleh sorotan mata yang
dengki) adalah haq (benar). Dan beliau melarang tato.
باب رقية الحية والعقرب
عن عَبْد الرَّحْمَنِ بْنُ الْأَسْوَدِ عَنْ أَبِيهِ قَالَ
سَأَلْتُ عَائِشَةَ عَنْ الرُّقْيَةِ مِنْ الْحُمَةِ فَقَالَتْ رَخَّصَ النَّبِيُّ
صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الرُّقْيَةَ مِنْ كُلِّ ذِي حُمَةٍ
56.55/5300.
Dari Abdurrahman bin Al Aswad dari Ayahnya dia berkata;
saya bertanya kepada 'Aisyah tentang ruqyah (jampi-jampi dari al Qur'an
dan As Sunnah) dari penyakit demam, dia menjawab; Nabi shallallahu 'alaihi
wasallam mengizinkan ruqyah dari setiap penderita sakit demam.
باب رقية النبي صلى الله عليه وسلم
عَنْ عَبْدِ الْعَزِيزِ قَالَ دَخَلْتُ أَنَا وَثَابِتٌ عَلَى
أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ فَقَالَ ثَابِتٌ يَا أَبَا حَمْزَةَ اشْتَكَيْتُ فَقَالَ
أَنَسٌ أَلَا أَرْقِيكَ بِرُقْيَةِ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ قَالَ بَلَى قَالَ اللَّهُمَّ رَبَّ النَّاسِ مُذْهِبَ الْبَاسِ اشْفِ
أَنْتَ الشَّافِي لَا شَافِيَ إِلَّا أَنْتَ شِفَاءً لَا يُغَادِرُ سَقَمًا
56.56/5301.
Dari Abdul Aziz dia berkata; "Aku dan Tsabit pernah mengunjungi
Anas bin Malik, lalu Tsabit berkata; "Wahai Abu Hamzah, aku sedang
menderita suatu penyakit." Maka Anas berkata; "Maukah kamu aku
ruqyah dengan ruqyah Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam?" dia
menjawab; "Tentu." Anas berkata; "ALLAHUMMA RABBAN NAASI
MUDZHIBIL BA`SA ISYFII ANTA SYAAFI LAA SYAAFIYA ILLA ANTA SYIFAA`AN LAA YUGHAADIRU
SAQAMA (Ya Allah Rabb manusia, dzat yang menghilangkan rasa sakit, sembuhkanlah
sesungguhnya Engkau Maha Penyembuh, tidak ada yang dapat menyembuhkan melainkan
Engkau, yaitu kesembuhan yang tidak menyisakan rasa sakit)."
عَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا أَنَّ النَّبِيَّ
صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ يُعَوِّذُ بَعْضَ أَهْلِهِ يَمْسَحُ
بِيَدِهِ الْيُمْنَى وَيَقُولُ اللَّهُمَّ رَبَّ النَّاسِ أَذْهِبْ الْبَاسَ
اشْفِهِ وَأَنْتَ الشَّافِي لَا شِفَاءَ إِلَّا شِفَاؤُكَ شِفَاءً لَا يُغَادِرُ
سَقَمًا قَالَ سُفْيَانُ حَدَّثْتُ بِهِ مَنْصُورًا فَحَدَّثَنِي عَنْ
إِبْرَاهِيمَ عَنْ مَسْرُوقٍ عَنْ عَائِشَةَ نَحْوَهُ
56.57/5302.
Dari 'Aisyah radliallahu 'anha bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wasallam
selalu meminta perlindungan terhadap sebagian keluarganya, beliau mengusap
dengan tangan kanannya sambil berdo'a; ALLAHUMMA RABBAN NAASI ADZHIBIL BA`SA
ISYFIHI ANTA SYAAFI LAA SYIFAA`A ILLA SYIFAA`UKA SYIFAA`AN LAA YUGHAADIRU
SAQAMA (Ya Allah Rabb manusia, dzat yang menghilangkan rasa sakit, sembuhkanlah
sesungguhnya Engkau Dzat yang Maha menyembuhkan, tidak ada kesembuhan melainkan
dari kesembuhan-Mu, yaitu kesembuhan yang tidak menyisakan rasa sakit). Sufyan
berkata; Aku menceritakan hal ini kepada Manshur, maka dia menceritakan
kepadaku dari Ibrahim dari Masruq dari Aisyah seperti
hadits di atas.
عَنْ عَائِشَةَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ كَانَ يَرْقِي يَقُولُ امْسَحْ الْبَاسَ رَبَّ النَّاسِ بِيَدِكَ
الشِّفَاءُ لَا كَاشِفَ لَهُ إِلَّا أَنْتَ
56.58/5303.
Dari 'Aisyah bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam ketika
meruqyah beliau berdo'a: "Hilangkanlah rasa sakit wahai Rabb manusia, di
tangan-Mu lah segala kesembuhan, dan tidak ada yang dapat menyingkap penyakit
tersebut melainkan Engkau."
عَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا أَنَّ النَّبِيَّ
صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ يَقُولُ لِلْمَرِيضِ بِسْمِ اللَّهِ
تُرْبَةُ أَرْضِنَا بِرِيقَةِ بَعْضِنَا يُشْفَى سَقِيمُنَا بِإِذْنِ رَبِّنَا
56.59/5304.
Dari 'Aisyah radliallahu 'anha bahwa apabila Nabi shallallahu 'alaihi
wasallam mendo'akan orang sakit, beliau membaca: BISMILLAHI TURBATU ARDLINA BI
RIIQATI BA'DLINA YUSYFAA SAQIIMUNA BI IDZNI RABBINA (Dengan nama Allah, Debu
tanah kami dengan ludah sebagian kami semoga sembuh orang yang sakit dari kami
dengan izin Rabb kami.
عَنْ عَائِشَةَ قَالَتْ كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ فِي الرُّقْيَةِ تُرْبَةُ أَرْضِنَا وَرِيقَةُ
بَعْضِنَا يُشْفَى سَقِيمُنَا بِإِذْنِ رَبِّنَا
56.60/5305.
Dari 'Aisyah dia berkata; Biasanya dalam meruqyah, beliau membaca:
BISMILLAHI TURBATU ARDLINA BI RIIQATI BA'DLINA YUSYFAA SAQIIMUNA BI IDZNI
RABBINA (Dengan nama Allah, Debu tanah kami dengan ludah sebagian kami semoga
sembuh orang yang sakit dari kami dengan izin Rabb kami.
باب النفث في الرقية
عن قَتَادَةَ يَقُولُ سَمِعْتُ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ الرُّؤْيَا مِنْ اللَّهِ وَالْحُلْمُ مِنْ
الشَّيْطَانِ فَإِذَا رَأَى أَحَدُكُمْ شَيْئًا يَكْرَهُهُ فَلْيَنْفِثْ حِينَ
يَسْتَيْقِظُ ثَلَاثَ مَرَّاتٍ وَيَتَعَوَّذْ مِنْ شَرِّهَا فَإِنَّهَا لَا تَضُرُّهُ
وَقَالَ أَبُو سَلَمَةَ وَإِنْ كُنْتُ لَأَرَى الرُّؤْيَا أَثْقَلَ عَلَيَّ مِنْ
الْجَبَلِ فَمَا هُوَ إِلَّا أَنْ سَمِعْتُ هَذَا الْحَدِيثَ فَمَا أُبَالِيهَا
56.61/5306.
Dari Abu Qatadah berkata; saya
mendengar Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: Mimpi baik dari Allah
sedangkan ihtilam (mimpi buruk) datangnya dari syetan, maka apabila salah
seorang dari kalian mimpi sesuatu yang dibencinya, hendaknya ia menidupkan tiga
kali tiaupan ketika bangun, lalu meminta perlindungan dari kejahatannya, sebab
kejahatan tersebut tidak akan membahayakan dirinya. Abu Salamah berkata;
Apabila aku bermimpi sesuatu yang aku merasa lebih berat dari gunung, maka aku
tidak akan memperdulikannya setelah aku mendengar hadits ini.
عَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا قَالَتْ كَانَ رَسُولُ
اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا أَوَى إِلَى فِرَاشِهِ نَفَثَ
فِي كَفَّيْهِ بِقُلْ هُوَ اللَّهُ أَحَدٌ وَبِالْمُعَوِّذَتَيْنِ جَمِيعًا ثُمَّ
يَمْسَحُ بِهِمَا وَجْهَهُ وَمَا بَلَغَتْ يَدَاهُ مِنْ جَسَدِهِ قَالَتْ عَائِشَةُ فَلَمَّا اشْتَكَى كَانَ
يَأْمُرُنِي أَنْ أَفْعَلَ ذَلِكَ بِهِ قَالَ يُونُسُ كُنْتُ أَرَى ابْنَ شِهَابٍ
يَصْنَعُ ذَلِكَ إِذَا أَتَى إِلَى فِرَاشِهِ
56.62/5307.
Dari 'Aisyah radliallahu 'anha dia berkata; Apabila Rasulullah
shallallahu 'alaihi wasallam hendak tidur, maka beliau akan meniupkan ke
telapak tangannya sambil membaca QUL HUWALLAHU AHAD (QS Al Ikhlas 1-4) dan
Mu'awidzatain (An Nas dan Al Falaq), kemudian beliau mengusapkan ke wajahnya
dan seluruh tubuhnya. Aisyah berkata; Ketika beliau sakit, beliau menyuruhku
melakukan hal itu. Yunus berkata; aku melihat Ibnu Syihab apabila hendak tidur,
ia melakukan hal itu juga.
عَنْ أَبِي سَعِيدٍ أَنَّ رَهْطًا مِنْ أَصْحَابِ رَسُولِ
اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ انْطَلَقُوا فِي سَفْرَةٍ سَافَرُوهَا
حَتَّى نَزَلُوا بِحَيٍّ مِنْ أَحْيَاءِ الْعَرَبِ فَاسْتَضَافُوهُمْ فَأَبَوْا
أَنْ يُضَيِّفُوهُمْ فَلُدِغَ سَيِّدُ ذَلِكَ الْحَيِّ فَسَعَوْا لَهُ بِكُلِّ
شَيْءٍ لَا يَنْفَعُهُ شَيْءٌ فَقَالَ بَعْضُهُمْ لَوْ أَتَيْتُمْ هَؤُلَاءِ
الرَّهْطَ الَّذِينَ قَدْ نَزَلُوا بِكُمْ لَعَلَّهُ أَنْ يَكُونَ عِنْدَ
بَعْضِهِمْ شَيْءٌ فَأَتَوْهُمْ فَقَالُوا يَا أَيُّهَا الرَّهْطُ إِنَّ
سَيِّدَنَا لُدِغَ فَسَعَيْنَا لَهُ بِكُلِّ شَيْءٍ لَا يَنْفَعُهُ شَيْءٌ فَهَلْ عِنْدَ
أَحَدٍ مِنْكُمْ شَيْءٌ فَقَالَ بَعْضُهُمْ نَعَمْ وَاللَّهِ إِنِّي لَرَاقٍ
وَلَكِنْ وَاللَّهِ لَقَدْ اسْتَضَفْنَاكُمْ فَلَمْ تُضَيِّفُونَا فَمَا أَنَا
بِرَاقٍ لَكُمْ حَتَّى تَجْعَلُوا لَنَا جُعْلًا فَصَالَحُوهُمْ عَلَى قَطِيعٍ
مِنْ الْغَنَمِ فَانْطَلَقَ فَجَعَلَ يَتْفُلُ وَيَقْرَأُ الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ
الْعَالَمِينَ حَتَّى لَكَأَنَّمَا نُشِطَ مِنْ عِقَالٍ فَانْطَلَقَ يَمْشِي مَا
بِهِ قَلَبَةٌ قَالَ فَأَوْفَوْهُمْ جُعْلَهُمْ الَّذِي صَالَحُوهُمْ عَلَيْهِ
فَقَالَ بَعْضُهُمْ اقْسِمُوا فَقَالَ الَّذِي رَقَى لَا تَفْعَلُوا حَتَّى
نَأْتِيَ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَنَذْكُرَ لَهُ
الَّذِي كَانَ فَنَنْظُرَ مَا يَأْمُرُنَا فَقَدِمُوا عَلَى رَسُولِ اللَّهِ
صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَذَكَرُوا لَهُ فَقَالَ وَمَا يُدْرِيكَ أَنَّهَا
رُقْيَةٌ أَصَبْتُمْ اقْسِمُوا وَاضْرِبُوا لِي مَعَكُمْ بِسَهْمٍ
56.63/5308.
Dari Abu Sa'id bahwa beberapa orang dari sahabat Rasulullah shallallahu
'alaihi wasallam pergi dalam suatu perjalanan, ketika mereka singgah di suatu
perkampungan dari perkampungan Arab, mereka meminta supaya diberi jamuan, namun
penduduk perkampungan itu enggan untuk menjamu mereka, ternyata salah seorang
dari tokoh mereka tersengat binatang berbisa, mereka sudah berusaha menerapinya
namun tidak juga memberi manfa'at sama sekali, maka sebagian mereka mengatakan;
"Sekiranya kalian mendatangi sekelompok laki-laki (sahabat Nabi) yang
singgah di tempat kalian, semoga saja salah seorang dari mereka ada yang
memiliki sesuatu, lantas mereka mendatangi para sahabat Nabi sambil
berkata; "Wahai orang-orang, sesungguhnya pemimpin kami tersengat binatang
berbisa, dan kami telah berusaha menerapinya dengan segala sesuatu namun tidak
juga membuahkan hasil, apakah salah seorang dari kalian memiliki sesuatu
(sebagai obat)?" Salah seorang sahabat Nabi menjawab; "Ya, demi Allah
aku akan meruqyahnya (menjampinya), akan tetapi demi Allah, sungguh kami tadi
meminta kalian supaya menjamu kami, namun kalian enggan menjamu kami, dan aku
tidak akan meruqyah (menjampinya) sehingga kalian memberikan imbalan kepada
kami." Lantas penduduk kampung itu menjamu mereka dengan menyediakan
beberapa ekor kambing, lalu salah satu sahabat Nabi itu pergi dan membaca al
hamdulillahi rabbil 'alamin (al fatihah) dan meludahkan kepadanya hingga seakan-akan
pemimpin mereka terlepas dari tali yang membelenggunya dan terbebas dari
penyakit yang dapat membinasakannya. Abu Sa'id berkata; "Lantas penduduk
kampung tersebut memberikan imbalan yang telah mereka persiapkan kepada sahabat
Nabi, dan sahabat Nabi yang lain pun berkata; "Bagilah." Namun
sahabat yang meruqyah berkata; "Jangan dulu sebelum kita menemui
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dan memberitahukan apa yang terjadi dan
kita akan melihat apa yang beliau perintahkan kepada kita." Setelah itu mereka
menemui Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dan memberitahukannya
kepada beliau, beliau bersabda: "Apakah kamu tidak tahu bahwa itu
adalah ruqyah? Dan kalian telah mendapatkan imbalan darinya, maka bagilah dan
berilah bagian untukku."
باب مسح الراقي الوجع بيده اليمنى
عَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا قَالَتْ كَانَ
النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُعَوِّذُ بَعْضَهُمْ يَمْسَحُهُ
بِيَمِينِهِ أَذْهِبْ الْبَاسَ رَبَّ النَّاسِ وَاشْفِ أَنْتَ الشَّافِي لَا
شِفَاءَ إِلَّا شِفَاؤُكَ شِفَاءً لَا يُغَادِرُ سَقَمًا فَذَكَرْتُهُ لِمَنْصُورٍ
فَحَدَّثَنِي عَنْ إِبْرَاهِيمَ عَنْ مَسْرُوقٍ عَنْ عَائِشَةَ بِنَحْوِهِ
56.64/5309.
Dari 'Aisyah radliallahu 'anha dia berkata; bahwa Nabi shallallahu
'alaihi wasallam memintakan perlindungan untuk sebagian keluarga beliau, lalu
beliau mengusapkan kepadanya dengan tangan kanannya sambil berdo'a: ADZHIBIL
BA`SA ALLAHUMMA RABBAN NAASI WASYFII ANTA SYAAFI LAA SYIFAA`A ILLA SYIFAA`UKA
SYIFAA`AN LAA YUGHAADIRU SAQAMA (Hilangkanlah rasa sakit Ya Allah Rabb manusia,
sembuhkanlah sesungguhnya Engkau Dzat yang Maha menyembuhkan, tidak ada
kesembuhan melainkan dari kesembuhan-Mu, yaitu kesembuhan yang tidak menyisakan
rasa sakit). Lalu aku menceritakan hal ini kepada Manshur, maka dia
menceritakan kepadaku dari Ibrahim dari Masruq dari Aisyah
seperti hadits di atas.
باب في المرأة ترقي الرجل
عَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا أَنَّ النَّبِيَّ
صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ يَنْفِثُ عَلَى نَفْسِهِ فِي مَرَضِهِ
الَّذِي قُبِضَ فِيهِ بِالْمُعَوِّذَاتِ فَلَمَّا ثَقُلَ كُنْتُ أَنَا أَنْفِثُ
عَلَيْهِ بِهِنَّ فَأَمْسَحُ بِيَدِ نَفْسِهِ لِبَرَكَتِهَا فَسَأَلْتُ ابْنَ شِهَابٍ كَيْفَ كَانَ يَنْفِثُ قَالَ
يَنْفِثُ عَلَى يَدَيْهِ ثُمَّ يَمْسَحُ بِهِمَا وَجْهَهُ
56.65/5310.
Dari 'Aisyah radliallahu 'anha bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wasallam
biasa meniupkan pada diri beliau sendiri dengan mu'awwidzat (surat An nas dan
Al falaq) ketika sakit menjelang kematiannya, ketika sakit beliau semakin
parah, maka akulah yang meniupkan (dengan membacakan mu'awidzat) kepadanya, aku
mengusapkan dengan tangan beliau sendiri karena berharap keberkahan darinya.
Aku bertanya kepada Ibnu Syihab; Bagaimana cara beliau meniup (dengan membaca
mu'awidzat)? dia menjawab; Yaitu beliau meniupkan (dengan membaca mu'awidzat) pada
tangannya kemudian beliau mengusapkannya ke wajah beliau.
باب من لم يرق
عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا قَالَ خَرَجَ
عَلَيْنَا النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَوْمًا فَقَالَ عُرِضَتْ
عَلَيَّ الْأُمَمُ فَجَعَلَ يَمُرُّ النَّبِيُّ مَعَهُ الرَّجُلُ وَالنَّبِيُّ
مَعَهُ الرَّجُلَانِ وَالنَّبِيُّ مَعَهُ الرَّهْطُ وَالنَّبِيُّ لَيْسَ مَعَهُ
أَحَدٌ وَرَأَيْتُ سَوَادًا كَثِيرًا سَدَّ الْأُفُقَ فَرَجَوْتُ أَنْ تَكُونَ
أُمَّتِي فَقِيلَ هَذَا مُوسَى وَقَوْمُهُ ثُمَّ قِيلَ لِي انْظُرْ فَرَأَيْتُ
سَوَادًا كَثِيرًا سَدَّ الْأُفُقَ فَقِيلَ لِي انْظُرْ هَكَذَا وَهَكَذَا
فَرَأَيْتُ سَوَادًا كَثِيرًا سَدَّ الْأُفُقَ فَقِيلَ هَؤُلَاءِ أُمَّتُكَ وَمَعَ
هَؤُلَاءِ سَبْعُونَ أَلْفًا يَدْخُلُونَ الْجَنَّةَ بِغَيْرِ حِسَابٍ فَتَفَرَّقَ
النَّاسُ وَلَمْ يُبَيَّنْ لَهُمْ فَتَذَاكَرَ أَصْحَابُ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالُوا
أَمَّا نَحْنُ فَوُلِدْنَا فِي الشِّرْكِ وَلَكِنَّا آمَنَّا بِاللَّهِ
وَرَسُولِهِ وَلَكِنْ هَؤُلَاءِ هُمْ أَبْنَاؤُنَا فَبَلَغَ النَّبِيَّ صَلَّى
اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ هُمْ الَّذِينَ لَا يَتَطَيَّرُونَ وَلَا
يَسْتَرْقُونَ وَلَا يَكْتَوُونَ وَعَلَى رَبِّهِمْ يَتَوَكَّلُونَ فَقَامَ
عُكَّاشَةُ بْنُ مِحْصَنٍ فَقَالَ أَمِنْهُمْ أَنَا يَا رَسُولَ اللَّهِ قَالَ
نَعَمْ فَقَامَ آخَرُ فَقَالَ أَمِنْهُمْ أَنَا فَقَالَ سَبَقَكَ بِهَا عُكَاشَةُ
56.66/5311.
Dari Ibnu Abbas radliallahu 'anhuma dia berkata; Nabi shallallahu
'alaihi wasallam keluar menemui kami lalu beliau bersabda: Telah ditampakkan
kepadaku umat-umat, maka aku melihat seorang Nabi lewat bersama satu orang,
seorang Nabi bersama dua orang saja, seorang Nabi bersama sekelompok orang dan
seorang Nabi tanpa seorang pun bersamanya. Lalu tiba-tiba ditampakkan kepadaku
kumpulan manusia yang banyak memenuhi ufuk, aku berharap mereka adalah ummatku, namun dikatakan
padaku; 'Ini adalah Musa dan kaumnya, lalu di katakana pula kepadaku; Tapi
lihatlah di ujung sebelah sana.' Ternyata aku melihat ada sekumpulan orang yang
sangat banyak, kemudian dikatakan lagi padaku; 'Lihat juga yang sebelah sana.'
Ternyata aku juga melihat ada sekumpulan orang yang sangat banyak lagi, lalu
dikatakan padaku; 'Ini adalah umatmu, dan bersama mereka ada tujuh puluh ribu
orang yang akan masuk surga tanpa hisab. Setelah itu orang-orang bubar dan
belum sempat ada penjelasan kepada mereka, sehingga para sahabat Nabi
shallallahu 'alaihi wasallam saling membicarakan hal itu, mereka berkata;
Adapun kita dilahirkan dalam kesyirikan akan tetapi kita beriman kepada Allah
dan Rasul-Nya, mungkin mereka adalah para anak cucu kita. Lantas peristiwa
tersebut sampai kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, lalu beliau bersabda:
Mereka itu adalah orang-orang yang tidak pernah bertathayur (menganggap sial
sesuatu hingga tidak jadi beramal), tidak pernah meminta untuk diruqyah dan
tidak mau menggunakan Kay (pengobatan dengan besi panas), dan kepada Tuhan
merekalah mereka bertawakkal. Lalu Ukasyah bin Mihshan berdiri dan berkata;
Apakah aku termasuk di antara mereka, wahai Rasulullah? Beliau menjawab: Ya.
Kemudian yang lainnya berdiri lalu bertanya; Apakah aku juga termasuk di antara
mereka? Beliau menjawab: Ukasyah telah mendahuluimu dalam hal ini.
باب الطيرة
عَنْ ابْنِ عُمَرَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا أَنَّ رَسُولَ
اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ لَا عَدْوَى وَلَا طِيَرَةَ
وَالشُّؤْمُ فِي ثَلَاثٍ فِي الْمَرْأَةِ وَالدَّارِ وَالدَّابَّةِ
56.67/5312.
Dari Ibnu Umar radliallahu 'anhuma bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi
wasallam bersabda: "Tidak ada 'adwa (keyakinan adanya penularan penyakit)
tidak ada thiyarah (menganggap sial sesuatu hingga tidak jadi beramal), dan
adakalanya kesialan itu terdapat pada tiga hal, yaitu; isteri, tempat tinggal
dan kendaraan."
أَنَّ أَبَا هُرَيْرَةَ قَالَ سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى
اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ لَا طِيَرَةَ وَخَيْرُهَا الْفَأْلُ قَالُوا
وَمَا الْفَأْلُ قَالَ الْكَلِمَةُ الصَّالِحَةُ يَسْمَعُهَا أَحَدُكُمْ
56.68/5313.
Bahwa Abu Hurairah berkata; saya mendengar Rasulullah shallallahu
'alaihi wasallam bersabda: Tidak ada thiyarah (menganggap sial pada sesuatu
sehingga tidak jadi beramal) dan yang baik adalah Alfa`lu. Para sahabat
bertanya; wahai Rasulullah apakah Al fa`lu itu? beliau menjawab: Yaitu kalimat
baik yang di dengar oleh salah satu dari kalian.
باب الفأل
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ قَالَ
النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَا طِيَرَةَ وَخَيْرُهَا الْفَأْلُ
قَالَ وَمَا الْفَأْلُ يَا رَسُولَ اللَّهِ قَالَ الْكَلِمَةُ الصَّالِحَةُ
يَسْمَعُهَا أَحَدُكُمْ
56.69/5314.
Dari Abu Hurairah radliallahu 'anhu dia berkata; Nabi shallallahu
'alaihi wasallam bersabda: Tidak ada thiyarah (menganggap sial pada sesuatu
sehingga tidak jadi beramal) dan yang baik adalah al fa'lu. Abu Hurairah
bertanya; Apakah al fa'lu itu wahai Rasulullah? beliau menjawab: Kalimat yang
baik yang di dengar oleh salah seorang dari kalian.
عَنْ أَنَسٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى
اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ لَا عَدْوَى وَلَا طِيَرَةَ وَيُعْجِبُنِي
الْفَأْلُ الصَّالِحُ الْكَلِمَةُ الْحَسَنَةُ
56.70/5315.
Dari Anas radliallahu 'anhu dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam
beliau bersabda: "Tidak ada 'adwa (keyakinan adanya penularan penyakit),
tidak ada thiyarah (menganggap sial sesuatu hingga tidak jadi beramal), dan
yang menakjubkanku adalah al fa'lu yang baik yaitu kalimat yang baik."
باب لا هامة ولا صفر
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ عَنْ النَّبِيِّ
صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ لَا عَدْوَى وَلَا طِيَرَةَ وَلَا
هَامَةَ وَلَا صَفَرَ
56.71/5316.
Dari Abu Hurairah radliallahu 'anhu dari Nabi shallallahu 'alaihi
wasallam beliau bersabda: "Tidak ada 'adwa (keyakinan adanya penularan
penyakit), tidak ada thiyarah (menganggap sial sesuatu hingga tidak jadi
beramal), tidak ada hammah (keyakinan jahiliyah tentang rengkarnasi) dan tidak
pula shafar (menganggap bulan shafar sebagai bulan haram atau keramat)."
باب الكهانة
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَضَى فِي
امْرَأَتَيْنِ مِنْ هُذَيْلٍ
اقْتَتَلَتَا فَرَمَتْ إِحْدَاهُمَا الْأُخْرَى بِحَجَرٍ فَأَصَابَ بَطْنَهَا
وَهِيَ حَامِلٌ فَقَتَلَتْ وَلَدَهَا الَّذِي فِي بَطْنِهَا فَاخْتَصَمُوا إِلَى
النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَضَى أَنَّ دِيَةَ مَا فِي
بَطْنِهَا غُرَّةٌ عَبْدٌ أَوْ أَمَةٌ فَقَالَ وَلِيُّ الْمَرْأَةِ الَّتِي
غَرِمَتْ كَيْفَ
أَغْرَمُ يَا رَسُولَ اللَّهِ مَنْ لَا
شَرِبَ وَلَا أَكَلَ وَلَا نَطَقَ وَلَا اسْتَهَلَّ فَمِثْلُ ذَلِكَ يُطَلُّ
فَقَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِنَّمَا هَذَا مِنْ
إِخْوَانِ الْكُهَّانِ
56.72/5317.
Dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pernah
memutuskan perkara antara dua wanita dari Bani Hudzail yang sedang berkelahi,
salah seorang melempar lawannya dengan batu dan mengenai perutnya padahal ia
sedang hamil, hingga menyebabkan kematian anak yang dikandungnya. Lalu mereka
mengadukan peristiwa itu kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam. Beliau
memutuskan hukuman (bagi wanita pembunuh) untuk membayar diyat janin dengan
seorang hamba sahaya laki-laki atau perempuan, lantas wali wanita yang
menanggung (diyat) berkata; "Ya Rasulullah, bagaimana saya harus
menanggung orang yang belum bisa makan dan minum, bahkan belum bisa berbicara
ataupun menjerit sama sekali?, tidakkah hal itu dapat dikatagorikan sebagai
kecelakaan yang tidak dapat dihindari?" Maka Nabi shallallahu 'alaihi
wasallam bersabda: "Sesungguhnya perkara itu seperti perkara paranormal
yang membacakan mantera-mantera."
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ أَنَّ
امْرَأَتَيْنِ رَمَتْ إِحْدَاهُمَا الْأُخْرَى بِحَجَرٍ فَطَرَحَتْ جَنِينَهَا
فَقَضَى فِيهِ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِغُرَّةٍ عَبْدٍ
أَوْ وَلِيدَةٍ وَعَنْ ابْنِ شِهَابٍ عَنْ سَعِيدِ بْنِ الْمُسَيَّبِ أَنَّ
رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَضَى فِي الْجَنِينِ يُقْتَلُ
فِي بَطْنِ أُمِّهِ بِغُرَّةٍ عَبْدٍ أَوْ وَلِيدَةٍ فَقَالَ الَّذِي قُضِيَ
عَلَيْهِ كَيْفَ أَغْرَمُ مَا لَا أَكَلَ وَلَا شَرِبَ وَلَا نَطَقَ وَلَا
اسْتَهَلَّ وَمِثْلُ
ذَلِكَ يُطَلُّ فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ
صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِنَّمَا هَذَا مِنْ إِخْوَانِ الْكُهَّانِ
56.73/5318.
Dari Abu Hurairah radliallahu 'anhu bahwa salah seorang dari dua orang
wanita melempar lawannya dengan batu hingga menyebabkan janinnya gugur, lalu
Nabi shallallahu 'alaihi wasallam memutuskan untuk membayar diyat janin dengan
seorang budak baik laki-laki maupun perempuan." Dan dari Ibnu Syihab
dari Sa'id bin Musayyab bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam
pernah memutuskan mengenai janin yang terbunuh di perut ibunya dengan (membayar
diyat) seorang hamba sahaya baik laki-laki maupun perempuan. Lantas orang yang
diputusi hukuman berkata; "Bagaimana saya harus menanggung orang yang
belum bisa makan dan minum, bahkan belum bisa berbicara ataupun menjerit sama
sekali?, tidakkah hal itu dapat dikatagorikan sebagai kecelakaan yang tidak
dapat di hindari?" maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
"Sesungguhnya perkara itu seperti perkara paranormal (yang membacakan
mantera-mantera)."
عَنْ أَبِي مَسْعُودٍ قَالَ نَهَى النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَنْ ثَمَنِ الْكَلْبِ وَمَهْرِ الْبَغِيِّ وَحُلْوَانِ
الْكَاهِنِ
56.74/5319.
Dari Abu Mas'ud dia berkata; Nabi shallallahu 'alaihi wasallam melarang
dari upah hasil penjualan anjing, upah pelacuran dan upah dari perdukunan.
عَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا قَالَتْ سَأَلَ رَسُولَ
اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ نَاسٌ عَنْ الْكُهَّانِ فَقَالَ لَيْسَ
بِشَيْءٍ فَقَالُوا يَا رَسُولَ اللَّهِ إِنَّهُمْ يُحَدِّثُونَا أَحْيَانًا
بِشَيْءٍ فَيَكُونُ حَقًّا فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ تِلْكَ الْكَلِمَةُ مِنْ الْحَقِّ يَخْطَفُهَا مِنْ الْجِنِّيِّ فَيَقُرُّهَا فِي أُذُنِ وَلِيِّهِ فَيَخْلِطُونَ مَعَهَا
مِائَةَ كَذْبَةٍ قَالَ عَلِيٌّ قَالَ عَبْدُ الرَّزَّاقِ مُرْسَلٌ الْكَلِمَةُ
مِنْ الْحَقِّ ثُمَّ بَلَغَنِي أَنَّهُ أَسْنَدَهُ بَعْدَهُ
56.75/5320.
Dari 'Aisyah radliallahu 'anha dia berkata; beberapa orang bertanya
kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam mengenai paranormal, lalu beliau
menjawab: Mereka (para dukun) bukanlah apa-apa. Mereka berkata; Wahai
Rasulullah! Terkadang apa yang mereka ceritakan adalah benar. Rasulullah
shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: Perkataan yang nyata (benar) itu adalah
perkataan yang dicuri oleh jin, kemudian ia menempatkannya di telinga walinya
lalu mereka mencampur adukkan bersama kebenaran itu dengan seratus kedustaan.
Ali berkata; Abdurrazaq berkata; lafazh Perkataan yang nyata (benar) … adalah
mursal, setelah itu sampai kepadaku bahwa lafazh tersebut telah di musnadkan.
عَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا قَالَتْ سَحَرَ رَسُولَ
اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ رَجُلٌ مِنْ بَنِي زُرَيْقٍ يُقَالُ
لَهُ لَبِيدُ بْنُ الْأَعْصَمِ حَتَّى كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُخَيَّلُ إِلَيْهِ أَنَّهُ كَانَ يَفْعَلُ الشَّيْءَ وَمَا فَعَلَهُ حَتَّى إِذَا كَانَ ذَاتَ يَوْمٍ أَوْ ذَاتَ
لَيْلَةٍ وَهُوَ عِنْدِي لَكِنَّهُ دَعَا وَدَعَا ثُمَّ قَالَ يَا عَائِشَةُ
أَشَعَرْتِ أَنَّ اللَّهَ أَفْتَانِي فِيمَا اسْتَفْتَيْتُهُ فِيهِ أَتَانِي رَجُلَانِ
فَقَعَدَ أَحَدُهُمَا عِنْدَ رَأْسِي وَالْآخَرُ عِنْدَ رِجْلَيَّ فَقَالَ
أَحَدُهُمَا لِصَاحِبِهِ مَا وَجَعُ الرَّجُلِ فَقَالَ مَطْبُوبٌ قَالَ مَنْ
طَبَّهُ قَالَ لَبِيدُ بْنُ الْأَعْصَمِ قَالَ فِي أَيِّ شَيْءٍ قَالَ فِي مُشْطٍ
وَمُشَاطَةٍ وَجُفِّ طَلْعِ نَخْلَةٍ ذَكَرٍ قَالَ وَأَيْنَ هُوَ قَالَ فِي بِئْرِ ذَرْوَانَ فَأَتَاهَا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى
اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
فِي نَاسٍ مِنْ أَصْحَابِهِ فَجَاءَ
فَقَالَ يَا عَائِشَةُ كَأَنَّ مَاءَهَا نُقَاعَةُ الْحِنَّاءِ أَوْ كَأَنَّ
رُءُوسَ نَخْلِهَا رُءُوسُ الشَّيَاطِينِ قُلْتُ يَا رَسُولَ اللَّهِ أَفَلَا
اسْتَخْرَجْتَهُ قَالَ قَدْ عَافَانِي اللَّهُ فَكَرِهْتُ أَنْ أُثَوِّرَ عَلَى
النَّاسِ فِيهِ شَرًّا فَأَمَرَ بِهَا فَدُفِنَتْ تَابَعَهُ أَبُو أُسَامَةَ
وَأَبُو ضَمْرَةَ وَابْنُ أَبِي الزِّنَادِ عَنْ هِشَامٍ وَقَالَ اللَّيْثُ
وَابْنُ عُيَيْنَةَ عَنْ هِشَامٍ فِي مُشْطٍ وَمُشَاقَةٍ يُقَالُ الْمُشَاطَةُ مَا
يَخْرُجُ مِنْ الشَّعَرِ إِذَا مُشِطَ وَالْمُشَاقَةُ مِنْ مُشَاقَةِ الْكَتَّانِ
56.76/5321.
Dari 'Aisyah radliallahu 'anha dia berkata; Seorang Yahudi dari Bani
Zuraiq yang bernama Labid bin Al A'sham telah menyihir Rasulullah shallallahu
'alaihi wasallam, sehingga Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pun dibuat
seakan-akan telah melakukan sesuatu pekerjaan yang beliau tidak kerjakan.
Sampai disuatu hari -atau suatu malam- beliau berada di sampingku namun beliau
tetap berdo'a dan berdo'a, kemudian beliau bersabda: Wahai Aisyah, apakah kamu
telah merasakan bahwa Allah telah memberikan fatwa (menghukumi) dengan apa yang
telah aku fatwakan (hukumi)? Dua orang laki-laki telah datang kepadaku, lalu
salah seorang dari keduanya duduk di atas kepalaku dan satunya lagi di kakiku.
Kemudian salah seorang berkata kepada yang satunya; Menderita sakit apakah
laki-laki ini? temannya menjawab; Terkena sihir.' salah satu mala'ikat tersebut
bertanya; Siapakah yang menyihirnya? temannya menjawab; Labid bin Al A'sham.
Malaikat yang satu bertanya; Dengan benda apakah dia menyihir? temannya
menjawab; Dengan rambut yang terjatuh ketika disisir dan seludang mayang kurma.
Salah satu malaikat bertanya; Di manakah benda itu diletakkan? temannya
menjawab; Di dalam sumur Dzarwan. Kemudian Rasulullah shallallahu 'alaihi
wasallam mendatanginya bersama beberapa orang sahabatnya, lalu bersabda: Wahai
Aisyah! seakan-akan airnya berubah bagaikan rendaman pohon inai atau
seakan-akan pohon kurmanya bagaikan kepala syetan. Aku bertanya; Wahai
Rasulullah, tidakkah anda mengeluarkannya? beliau menjawab: Tidak, sesungguhnya
Allah telah menyembuhkanku dan aku hanya tidak suka memberikan kesan buruk
kepada orang lain dari peristiwa itu. Kemudian beliau memerintahkan seseorang
membawanya (barang yang dipakai untuk menyihir) lalu menguburnya. Hadits ini
juga diperkuat oleh riwayat Abu Usamah dan Abu Dlamrah serta Ibnu
Abu Az Zinad dari Hisyam. Al Laits dan Ibnu 'Uyainah
mengatakan dari Hisyam mengenai lafazh Musth (sisir) dan Musyaqah (helai
rambut yang jatuh karena disisir) dikatakana pula Al Musyathah yaitu helai
rambut yang jatuh apabila disisir. Sedangkan Musyaqqah ialah rambut yang
melekat pada sisir tatkala menyisir.
باب الشرك والسحر من الموبقات
عَنْ
أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ اجْتَنِبُوا الْمُوبِقَاتِ الشِّرْكُ بِاللَّهِ
وَالسِّحْرُ
56.77/5322
Dari Abu Hurairah
radliallahu 'anhu bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
"Jauhilah hal-hal yang membinasakan yaitu menyekutukan Allah dan
sihr."
باب هل يستخرج السحر
عَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا قَالَتْ كَانَ رَسُولُ
اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ سُحِرَ حَتَّى كَانَ يَرَى أَنَّهُ
يَأْتِي النِّسَاءَ وَلَا يَأْتِيهِنَّ قَالَ سُفْيَانُ وَهَذَا أَشَدُّ مَا
يَكُونُ مِنْ السِّحْرِ إِذَا كَانَ كَذَا فَقَالَ يَا عَائِشَةُ أَعَلِمْتِ أَنَّ
اللَّهَ قَدْ أَفْتَانِي فِيمَا اسْتَفْتَيْتُهُ فِيهِ أَتَانِي رَجُلَانِ
فَقَعَدَ أَحَدُهُمَا عِنْدَ رَأْسِي وَالْآخَرُ عِنْدَ رِجْلَيَّ فَقَالَ الَّذِي
عِنْدَ رَأْسِي لِلْآخَرِ مَا بَالُ الرَّجُلِ قَالَ مَطْبُوبٌ قَالَ وَمَنْ
طَبَّهُ قَالَ لَبِيدُ بْنُ أَعْصَمَ رَجُلٌ مِنْ بَنِي زُرَيْقٍ حَلِيفٌ
لِيَهُودَ كَانَ مُنَافِقًا قَالَ وَفِيمَ قَالَ فِي مُشْطٍ وَمُشَاقَةٍ قَالَ وَأَيْنَ قَالَ فِي جُفِّ طَلْعَةٍ
ذَكَرٍ تَحْتَ رَاعُوفَةٍ فِي بِئْرِ ذَرْوَانَ قَالَتْ فَأَتَى النَّبِيُّ صَلَّى
اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الْبِئْرَ حَتَّى اسْتَخْرَجَهُ فَقَالَ هَذِهِ الْبِئْرُ
الَّتِي أُرِيتُهَا وَكَأَنَّ مَاءَهَا نُقَاعَةُ الْحِنَّاءِ وَكَأَنَّ نَخْلَهَا
رُءُوسُ الشَّيَاطِينِ قَالَ فَاسْتُخْرِجَ قَالَتْ فَقُلْتُ أَفَلَا أَيْ
تَنَشَّرْتَ فَقَالَ أَمَّا اللَّهُ فَقَدْ شَفَانِي وَأَكْرَهُ أَنْ أُثِيرَ
عَلَى أَحَدٍ مِنْ النَّاسِ شَرًّا
56.78/5323
Dari
'Aisyah radliallahu 'anha dia berkata; bahwa Rasulullah shallallahu
'alaihi wasallam pernah disihir hingga seakan-akan beliau telah mendatangi para
isterinya, padahal beliau tidak mendatanginya, -Sufyan mengatakan; Bahwa
keadaan seperti ini termasuk sihir yang paling berat- kemudian beliau bersabda:
Wahai Aisyah, apakah kamu mengetahui bahwa Allah telah memberikan fatwa
(menghukumi) dengan apa yang telah aku fatwakan (hukumi)? Dua orang laki-laki
telah datang kepadaku, lalu salah seorang dari keduanya duduk di atas kepalaku
dan satunya lagi di kakiku. Kemudian seorang yang berada di kepalaku berkata
kepada yang satunya; Kenapa laki-laki ini? temannya menjawab; Terkena sihir.'
salah seorang darinya bertanya; Siapakah yang menyihirnya? temannya menjawab;
Lubid bin Al A'sham, laki-laki dari Bani Zuraiq, seorang munafik dan menjadi
sekutu orang-orang Yahudi. Salah seorang darinya bertanya; Dengan benda apakah
dia menyihir? temannya menjawab; Dengan rambut yang terjatuh ketika disisir. Salah
seorang darinya bertanya; Di manakah benda itu diletakkan? temannya menjawab;
Di mayang kurma yang diletakkan di bawah batu dalam sumur Dzarwan. Aisyah
berkata; Kemudian Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam mendatangi sumur
tersebut hingga beliau dapat mengeluarkan barang tersebut, lalu beliau
bersabda: Ini adalah sumur yang diperlihatkan padaku, seakan-akan airnya
berubah bagaikan rendaman pohon inai dan seakan-akan pohon kurmanya bagaikan
kepala syetan. Abu Hisyam berkata; apakah beliau meminta barangnya dikeluarkan?
Aisyah berkata; Lalu aku bertanya; Apakah anda tidak meruqyahnya? beliau
bersabda: Tidak, sesungguhnya Allah telah menyembuhkanku dan aku hanya tidak
suka memberikan kesan buruk kepada orang lain dari peristiwa itu.
باب السحر
عَنْ عَائِشَةَ قَالَتْ سُحِرَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ حَتَّى إِنَّهُ لَيُخَيَّلُ إِلَيْهِ أَنَّهُ يَفْعَلُ
الشَّيْءَ وَمَا فَعَلَهُ حَتَّى إِذَا كَانَ ذَاتَ يَوْمٍ وَهُوَ عِنْدِي دَعَا
اللَّهَ وَدَعَاهُ ثُمَّ قَالَ أَشَعَرْتِ يَا عَائِشَةُ أَنَّ اللَّهَ قَدْ
أَفْتَانِي فِيمَا اسْتَفْتَيْتُهُ فِيهِ قُلْتُ وَمَا ذَاكَ يَا رَسُولَ اللَّهِ
قَالَ جَاءَنِي رَجُلَانِ فَجَلَسَ أَحَدُهُمَا عِنْدَ رَأْسِي وَالْآخَرُ عِنْدَ
رِجْلَيَّ ثُمَّ قَالَ أَحَدُهُمَا لِصَاحِبِهِ مَا وَجَعُ الرَّجُلِ قَالَ مَطْبُوبٌ
قَالَ وَمَنْ طَبَّهُ قَالَ لَبِيدُ بْنُ الْأَعْصَمِ الْيَهُودِيُّ مِنْ بَنِي
زُرَيْقٍ قَالَ فِيمَا ذَا قَالَ فِي مُشْطٍ وَمُشَاطَةٍ وَجُفِّ طَلْعَةٍ ذَكَرٍ
قَالَ فَأَيْنَ هُوَ قَالَ فِي بِئْرِ ذِي أَرْوَانَ قَالَ فَذَهَبَ النَّبِيُّ
صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي أُنَاسٍ مِنْ أَصْحَابِهِ إِلَى الْبِئْرِ
فَنَظَرَ إِلَيْهَا وَعَلَيْهَا نَخْلٌ ثُمَّ رَجَعَ إِلَى عَائِشَةَ فَقَالَ
وَاللَّهِ لَكَأَنَّ مَاءَهَا نُقَاعَةُ الْحِنَّاءِ وَلَكَأَنَّ نَخْلَهَا
رُءُوسُ الشَّيَاطِينِ قُلْتُ يَا رَسُولَ اللَّهِ أَفَأَخْرَجْتَهُ قَالَ لَا
أَمَّا أَنَا فَقَدْ عَافَانِيَ اللَّهُ وَشَفَانِي وَخَشِيتُ أَنْ أُثَوِّرَ
عَلَى النَّاسِ مِنْهُ شَرًّا وَأَمَرَ بِهَا فَدُفِنَتْ
56.79/5324.
Dari Aisyah dia berkata; Nabi shallallahu 'alaihi wasallam disihir
hingga seakan-akan beliau mengangan-angan telah berbuat sesuatu, padahal beliau
tidak melakukannya, hingga ketika beliau berada di sampingku, beliau berdo'a
kepada Allah dan selalu berdo'a, kemudian beliau bersabda: Wahai Aisyah, apakah
kamu telah merasakan bahwa Allah telah memberikan fatwa (menghukumi) dengan apa
yang telah aku fatwakan (hukumi)? Jawabku; Apa itu wahai Rasulullah? Beliau
bersabda: Dua orang laki-laki telah datang kepadaku, lalu salah seorang dari
keduanya duduk di atas kepalaku dan satunya lagi di kakiku. Kemudian salah
seorang berkata kepada yang satunya; Menderita sakit apakah laki-laki ini?
temannya menjawab; Terkena sihir.' salah seorang darinya bertanya; Siapakah
yang menyihirnya? temannya menjawab; Lubid bin Al A'sham seorang Yahudi dari
Bani Zuraiq. Salah satunya bertanya; Dengan benda apakah dia menyihir? temannya
menjawab; Dengan rambut yang terjatuh ketika disisir dan seludang mayang kurma.
Salah seorang darinya bertanya; Di manakah benda itu di letakkan? temannya
menjawab; Di dalam sumur Dzi Arwan. Kemudian Rasulullah shallallahu 'alaihi
wasallam mendatangi sumur tersebut bersama beberapa orang sahabatnya, beliau
pun melihat ke dalam ternyata di dalamnya terdapat pohon kurma, lalu beliau
kembali menemui 'Aisyah bersabda: Wahai Aisyah! seakan-akan airnya berubah
bagaikan rendaman pohon inai atau seakan-akan pohon kurmanya bagaikan kepala
syetan. Aku bertanya; Wahai Rasulullah, tidakkah anda mengeluarkannya? beliau
menjawab: Tidak, sesungguhnya Allah telah menyembuhkanku dan aku hanya tidak
suka memberikan kesan buruk kepada orang lain dari peristiwa itu. Kemudian
beliau memerintahkan seseorang membawanya (barang yang dipakai untuk menyihir)
lalu menguburnya.
باب إن من البيان سحرا
عَنْ
عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عُمَرَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا أَنَّهُ قَدِمَ رَجُلَانِ
مِنْ الْمَشْرِقِ فَخَطَبَا فَعَجِبَ النَّاسُ لِبَيَانِهِمَا فَقَالَ رَسُولُ
اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِنَّ مِنْ الْبَيَانِ لَسِحْرًا أَوْ
إِنَّ بَعْضَ الْبَيَانِ لَسِحْرٌ
56.80/5325.
Dari Abdullah bin Umar radliallahu 'anhuma bahwa dua orang dari penduduk
Masyriq datang kepadanya, lalu keduanya berkhutbah hingga orang-orang heran
dengan penjelasannya, lantas Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
"Sesungguhnya dalam penjelasan (bayan) itu mengandung sihir, atau
sesungguhnya sebagian bayan (penjelasan) itu mengandung sihir."
باب الدواء بالعجوة للسحر
أَخْبَرَنَا عَامِرُ بْنُ سَعْدٍ عَنْ أَبِيهِ رَضِيَ اللَّهُ
عَنْهُ قَالَ قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَنْ اصْطَبَحَ
كُلَّ يَوْمٍ تَمَرَاتٍ عَجْوَةً لَمْ يَضُرَّهُ سُمٌّ وَلَا سِحْرٌ ذَلِكَ
الْيَوْمَ إِلَى اللَّيْلِ وَقَالَ غَيْرُهُ سَبْعَ تَمَرَاتٍ
56.81/5326.
Telah mengabarkan kepada kami 'Amir bin Sa'd dari Ayahnya
radliallahu 'anhu dia berkata; Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
Barangsiapa di pagi hari makan beberapa biji kurma 'ajwah setiap harinya, maka
tidak akan membahayakan terhadap dirinya baik itu racun maupun sihir pada hari
itu hingga malam hari. Dan yang lain mengatakan tujuh biji kurma.
عن سَعْد رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ يَقُولُ سَمِعْتُ رَسُولَ
اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ مَنْ تَصَبَّحَ سَبْعَ
تَمَرَاتٍ عَجْوَةً لَمْ يَضُرَّهُ ذَلِكَ الْيَوْمَ سُمٌّ وَلَا سِحْرٌ
56.82/5327. Dari Sa'd radliallahu 'anhu berkata; saya mendengar Rasulullah shallallahu
'alaihi wasallam bersabda: "Barangsiapa di pagi hari makan tujuh biji
kurma 'ajwah setiap harinya, maka tidak akan membahayakan terhadap dirinya baik
itu racun dan juga sihir pada hari itu."
باب لا هامة
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ قَالَ
النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَا عَدْوَى وَلَا صَفَرَ وَلَا
هَامَةَ فَقَالَ أَعْرَابِيٌّ يَا رَسُولَ اللَّهِ فَمَا بَالُ الْإِبِلِ تَكُونُ
فِي الرَّمْلِ كَأَنَّهَا الظِّبَاءُ فَيُخَالِطُهَا الْبَعِيرُ الْأَجْرَبُ فَيُجْرِبُهَا فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى
اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَمَنْ أَعْدَى الْأَوَّلَ وَعَنْ أَبِي سَلَمَةَ
سَمِعَ أَبَا هُرَيْرَةَ بَعْدُ يَقُولُ قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ لَا يُورِدَنَّ مُمْرِضٌ عَلَى مُصِحٍّ وَأَنْكَرَ أَبُو هُرَيْرَةَ
حَدِيثَ الْأَوَّلِ قُلْنَا أَلَمْ تُحَدِّثْ أَنَّهُ لَا عَدْوَى فَرَطَنَ
بِالْحَبَشِيَّةِ قَالَ أَبُو سَلَمَةَ فَمَا رَأَيْتُهُ نَسِيَ حَدِيثًا غَيْرَهُ
56.83/5328.
Dari Abu Hurairah radliallahu 'anhu dia berkata; Nabi shallallahu
'alaihi wasallam bersabda: Tidak ada 'adwa (keyakinan adanya penularan
penyakit) tidak ada shafar (menganggap bulan shafar sebagai bulan haram atau
keramat) dan tidak pula hammah (keyakinan jahiliyah tentang rengkarnasi). Lalu
seorang Arab badui berkata; Wahai Rasulullah, lalu bagimana dengan unta yang
ada di padang pasir, seakan-akan (bersih) bagaikan gerombolan kijang lalu
datang padanya unta berkudis dan bercampur baur dengannya sehingga ia
menularinya? Maka Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: Lalu siapakah yang
menulari yang pertama? Setelah itu Abu Salamah mendengar Abu Hurairah
mengatakan; Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: Janganlah (unta) yang
sakit dicampurbaurkan dengan yang sehat. -sepertinya Abu Hurairah mengingkari
hadits yang pertama- maka kami bertanya; Tidakkah anda pernah menceritakan
bahwa tidak ada 'adwa (keyakinan adanya penularan penyakit). Lalu dia bicara
dengan bahasa Habasyah, maka aku tidak pernah melihatnya lupa terhadap hadits
selain hadits di atas.
باب لا عدوى
أَنَّ عَبْدَ اللَّهِ بْنَ عُمَرَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا
قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَا عَدْوَى وَلَا
طِيَرَةَ إِنَّمَا الشُّؤْمُ فِي ثَلَاثٍ فِي الْفَرَسِ وَالْمَرْأَةِ وَالدَّارِ
56.84/5329.
bahwa Abdullah bin Umar radliallahu 'anhuma berkata; Rasulullah
shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Tidak ada 'adwa (keyakinan adanya
penularan penyakit) tidak ada thiyarah (menganggap sial sesuatu hingga tidak
jadi beramal), dan adakalanya kesialan itu terdapat pada tiga hal, yaitu; kendaraan,
isteri dan tempat tinggal."
أَنَّ أَبَا هُرَيْرَةَ قَالَ سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى
اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ لَا عَدْوَى قَالَ أَبُو سَلَمَةَ بْنُ عَبْدِ
الرَّحْمَنِ سَمِعْتُ أَبَا هُرَيْرَةَ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ قَالَ لَا تُورِدُوا الْمُمْرِضَ عَلَى الْمُصِحِّ وَعَنْ الزُّهْرِيِّ
قَالَ أَخْبَرَنِي سِنَانُ بْنُ أَبِي سِنَانٍ الدُّؤَلِيُّ أَنَّ أَبَا
هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ إِنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ لَا عَدْوَى فَقَامَ أَعْرَابِيٌّ فَقَالَ أَرَأَيْتَ
الْإِبِلَ تَكُونُ فِي الرِّمَالِ أَمْثَالَ الظِّبَاءِ فَيَأْتِيهَا الْبَعِيرُ الْأَجْرَبُ فَتَجْرَبُ قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى
اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَمَنْ أَعْدَى الْأَوَّلَ
56.85/5330.
Bahwa Abu Hurairah berkata; saya mendengar Rasulullah shallallahu
'alaihi wasallam bersabda: Tidak ada 'adwa (keyakinan adanya penularan
penyakit). Abu Salamah bin Abdurrahman berkata; saya mendengar Abu Hurairah
dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam beliau bersabda: Janganlah kalian
mencampurkan antara yang sakit dengan yang sehat. Dan dari Az Zuhri dia
berkata; telah mengabarkan kepadaku Sinan bin Abu Sinan Ad Du`ali bahwa Abu
Hurairah radliallahu 'anhu berkata; sesungguhnya Rasulullah shallallahu
'alaihi wasallam bersabda: Tidak ada 'adwa (keyakinan adanya penularan
penyakit) maka seorang Arab badui berdiri dan berkata; Lalu bagimana dengan
unta yang ada di padang pasir, seakan-akan (bersih) bagaikan gerombolan kijang
lalu datang padanya unta berkudis dan bercampur baur dengannya sehingga ia
menularinya? Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: Lalu siapakah yang
menulari yang pertama.
عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ عَنْ
النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ لَا عَدْوَى وَلَا طِيَرَةَ
وَيُعْجِبُنِي الْفَأْلُ قَالُوا وَمَا الْفَأْلُ قَالَ كَلِمَةٌ طَيِّبَةٌ
56.86/5331.
Dari Anas bin Malik radliallahu 'anhu dari Nabi shallallahu 'alaihi
wasallam beliau bersabda: Tidak ada 'adwa (keyakinan adanya penularan penyakit)
dan tidak pula thiyarah (menganggap sial pada sesuatu sehingga tidak jadi
beramal) dan yang menakjubkanku adalah al fa'lu. Mereka bertanya; Apakah al
fa'lu itu? beliau menjawab: Kalimat yang baik.
باب ما يذكر في سم النبي صلى الله عليه وسلم
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ أَنَّهُ قَالَ لَمَّا فُتِحَتْ خَيْبَرُ
أُهْدِيَتْ لِرَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ شَاةٌ فِيهَا
سَمٌّ فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ اجْمَعُوا لِي
مَنْ كَانَ هَا هُنَا مِنْ الْيَهُودِ فَجُمِعُوا لَهُ فَقَالَ لَهُمْ رَسُولُ
اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِنِّي سَائِلُكُمْ عَنْ شَيْءٍ فَهَلْ
أَنْتُمْ صَادِقِيَّ
عَنْهُ فَقَالُوا نَعَمْ يَا أَبَا
الْقَاسِمِ فَقَالَ لَهُمْ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
مَنْ أَبُوكُمْ قَالُوا أَبُونَا فُلَانٌ فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَذَبْتُمْ بَلْ أَبُوكُمْ فُلَانٌ فَقَالُوا صَدَقْتَ
وَبَرِرْتَ فَقَالَ هَلْ أَنْتُمْ صَادِقِيَّ عَنْ شَيْءٍ إِنْ سَأَلْتُكُمْ عَنْهُ فَقَالُوا نَعَمْ يَا أَبَا الْقَاسِمِ
وَإِنْ كَذَبْنَاكَ عَرَفْتَ كَذِبَنَا كَمَا عَرَفْتَهُ فِي أَبِينَا قَالَ
لَهُمْ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَنْ أَهْلُ النَّارِ
فَقَالُوا نَكُونُ فِيهَا يَسِيرًا ثُمَّ تَخْلُفُونَنَا فِيهَا فَقَالَ لَهُمْ
رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ اخْسَئُوا فِيهَا وَاللَّهِ
لَا نَخْلُفُكُمْ فِيهَا أَبَدًا ثُمَّ قَالَ لَهُمْ فَهَلْ أَنْتُمْ صَادِقِيَّ
عَنْ شَيْءٍ إِنْ سَأَلْتُكُمْ عَنْهُ قَالُوا نَعَمْ فَقَالَ هَلْ جَعَلْتُمْ فِي
هَذِهِ الشَّاةِ سَمًّا فَقَالُوا نَعَمْ فَقَالَ مَا حَمَلَكُمْ عَلَى ذَلِكَ
فَقَالُوا أَرَدْنَا إِنْ كُنْتَ كَذَّابًا نَسْتَرِيحُ مِنْكَ وَإِنْ كُنْتَ
نَبِيًّا لَمْ يَضُرَّكَ
56.87/5332.
Dari Abu Haurairah Bahwa ketika Khaibar ditaklukkan, Rasulullah
shallallahu 'alaihi wasallam diberi hadiah seekor kambing beracun. Rasulullah
shallallahu 'alaihi wasallam langsung bersabda: 'Tolong kumpulkanlah
orang-orang Yahudi yang ada di sini.' Maka mereka dikumpulkanlah di hadapan
beliau. Lalu Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: 'Saya akan
bertanya kepada kalian tentang sesuatu, apakah kalian akan menjawab dengan
jujur? ', mereka menjawab; 'Ya, wahai Abu Qasim (Nabi Muhammad
Shallallahu'alaihi wasallam).' Lalu Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam
bertanya: 'Siapakah ayah kalian? ' Mereka menjawab; 'Ayah kami si fulan.'
Kemudian Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: 'Kalian bohong!,
tetapi ayah kalian adalah si fulan.' Mereka menjawab; 'Baginda benar.' Lalu
beliau bersabda kepada mereka: 'Apakah kalian akan jujur jika saya tanya
tentang sesuatu? ' Mereka menjawab; 'Ya, dan jika kami berbohong niscaya
baginda mengetahuinya, sebagaimana baginda mengetahui ayah-ayah kami.'
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bertanya kepada mereka: 'Siapakah
penghuni neraka? ' Mereka menjawab; 'Kami berada di dalamnya sebentar dan
kemudian baginda menggantikan kami di dalamnya.' Maka Rasulullah shallallahu
'alaihi wasallam berkata kepada mereka: Terhinalah kalian di dalamnya, demi
Allah subhanahu wata'ala kami tidak akan menggantikan kalian di dalamnya
selamanya. Lalu Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bertanya kepada mereka:
Apakah kalian akan berkata jujur terhadap pertanyaan yang akan kutanyakan
kepada kalian?, mereka menjawab; Ya. Beliau bersabda: Apakah kalian membubuhi
racun pada (daging) kambing tersebut? Mereka menjawab; Ya, beliau bertanya: Apa
yang menyebabkan kalian berbuat demikian? Mereka menjawab; Kami ingin terbebas
jika baginda seorang pembohong dan jika baginda benar seorang Nabi maka (racun
itu) tidak bakalan mencelakai baginda.
باب شرب السم والدواء به وبما يخاف منه والخبيث
عَنْ
أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ قَالَ مَنْ تَرَدَّى مِنْ جَبَلٍ فَقَتَلَ نَفْسَهُ فَهُوَ فِي نَارِ
جَهَنَّمَ يَتَرَدَّى فِيهِ خَالِدًا مُخَلَّدًا فِيهَا أَبَدًا وَمَنْ تَحَسَّى
سُمًّا فَقَتَلَ نَفْسَهُ فَسُمُّهُ فِي يَدِهِ يَتَحَسَّاهُ فِي نَارِ جَهَنَّمَ
خَالِدًا مُخَلَّدًا فِيهَا أَبَدًا وَمَنْ قَتَلَ نَفْسَهُ بِحَدِيدَةٍ
فَحَدِيدَتُهُ فِي يَدِهِ يَجَأُ بِهَا فِي بَطْنِهِ فِي نَارِ جَهَنَّمَ خَالِدًا
مُخَلَّدًا فِيهَا أَبَدًا
56.88/5333
Dari
Abu Hurairah radliallahu 'anhu dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam
beliau bersabda: "Barangsiapa menjatuhkan diri dari gunung, hingga
membunuh jiwanya (bunuh diri), maka ia akan jatuh ke neraka jahannam, ia kekal
serta abadi di dalamnya selama-lamanya. Barangsiapa menegak racun, hingga
meninggal dunia, maka racun tersebut akan berada di tangannya, dan ia akan
menegaknya di neraka jahannam, ia kekal serta abadi di dalamnya selama-lamanya.
Dan barang siapa bunuh diri dengan (menusuk dirinya dengan) besi, maka besi itu
akan ada di tangannya, dengannya ia akan menghujamkan ke perutnya di neraka
jahannam, ia kekal dan abadi di dalamnya selama-lamanya."
عن عَامِرُ بْنُ سَعْدٍ قَالَ سَمِعْتُ أَبِي يَقُولُ سَمِعْتُ
رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ مَنْ اصْطَبَحَ
بِسَبْعِ تَمَرَاتِ عَجْوَةٍ لَمْ يَضُرَّهُ ذَلِكَ الْيَوْمَ سَمٌّ وَلَا سِحْرٌ
56.89/5334.
Dari 'Amir bin Sa'd dia berkata; saya
mendengar Ayahku berkata; saya mendengar Rasulullah Shallallahu 'alai
wasallam bersabda: "Barangsiapa di pagi hari makan tujuh buah kurma
'ajwah, maka pada hari itu racun dan sihir tidak akan membahayakan
dirinya."
باب ألبان الأتن
عَنْ
أَبِي ثَعْلَبَةَ الْخُشَنِيِّ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ نَهَى النَّبِيُّ
صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَنْ أَكْلِ كُلِّ ذِي نَابٍ مِنْ السَّبُعِ
قَالَ الزُّهْرِيُّ وَلَمْ أَسْمَعْهُ حَتَّى أَتَيْتُ الشَّأْمَ وَزَادَ
اللَّيْثُ قَالَ حَدَّثَنِي يُونُسُ عَنْ ابْنِ شِهَابٍ قَالَ وَسَأَلْتُهُ هَلْ
نَتَوَضَّأُ أَوْ نَشْرَبُ أَلْبَانَ الْأُتُنِ أَوْ مَرَارَةَ السَّبُعِ أَوْ أَبْوَالَ
الْإِبِلِ قَالَ قَدْ كَانَ الْمُسْلِمُونَ يَتَدَاوَوْنَ بِهَا فَلَا يَرَوْنَ
بِذَلِكَ بَأْسًا فَأَمَّا أَلْبَانُ الْأُتُنِ فَقَدْ بَلَغَنَا أَنَّ رَسُولَ
اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ نَهَى عَنْ لُحُومِهَا وَلَمْ
يَبْلُغْنَا عَنْ أَلْبَانِهَا أَمْرٌ وَلَا نَهْيٌ وَأَمَّا مَرَارَةُ السَّبُعِ
قَالَ ابْنُ شِهَابٍ أَخْبَرَنِي أَبُو إِدْرِيسَ الْخَوْلَانِيُّ أَنَّ أَبَا
ثَعْلَبَةَ الْخُشَنِيَّ أَخْبَرَهُ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ نَهَى عَنْ أَكْلِ كُلِّ ذِي نَابٍ مِنْ السَّبُعِ
56.90/5335.
Dari Abu Tsa'labah Al Khusyani radliallahu 'anhu dia berkata; Nabi
Shallallahu 'alai wasallam melarang makan setiap binatang buas yang bertaring.
Az Zuhri mengatakan; Aku belum mendengar hadits tersebut hingga aku tiba di
Syam, Al Laits menambahkan, katanya; telah menceritakan kepadaku Yunus
dari Ibnu Syihab perawi berkata; lalu aku bertanya kepada Ibnu Syihab;
Apakah kita harus berwudlu' atau bolehkah kita meminum susu keledai betina atau
memakan empedu binatang buas atau meminum kencing unta? dia menjawab;
Orang-orang muslim banyak yang menjadikannya obat, dan mereka menganggap hal
itu tidak mengapa, adapun susu keledai, maka telah sampai kepada kami bahwa
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam melarang memakan dagingnya sementara
belum sampai kepada kami tentang larangan dan perintah meminum susunya,
sedangkan empedu binatang buas. Ibnu Syihab mengatakan; telah mengabarkan
kepadaku Abu Idris Al Khaulani bahwa Abu Tsa'labah Al Khusani
telah mengabarkan kepadanya bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam
melarang makan setiap binatang buas yang bertaring.
باب إذا وقع الذباب في الإناء
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ
صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ إِذَا وَقَعَ الذُّبَابُ فِي إِنَاءِ
أَحَدِكُمْ فَلْيَغْمِسْهُ كُلَّهُ ثُمَّ لِيَطْرَحْهُ فَإِنَّ فِي أَحَدِ
جَنَاحَيْهِ شِفَاءً وَفِي الْآخَرِ دَاءً
56.91/5336. Dari Abu
Hurairah radliallahu 'anhu bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam
bersabda: "Apabila seekor lalat hinggap di tempat minum salah seorang dari
kalian, hendaknya ia mencelupkan ke dalam minuman tersebut, kemudian
membuangnya, karena pada salah satu sayapnya terdapat penyakit dan pada sayap
lainnya terdapat penawarnya."